BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH
Oleh
Ismail bin Marsyud
bin Ibrahim Ar-Rumaih
Di beberapa tempat banyak orang mengaku
beragama Islam, tetapi mereka ber’doa kepada selain Allah baik kepada
benda-benda hidup maupun yang mati, seperti nabi, para wali dan semisalnya.
Mereka mengajukan berbagai macam permohonan agar terhindar dari mara bahaya dan
agar dipenuhi berbagai kebutuhan mereka. Perbuatan tersebut jelas syirik besar
dan jika pelakunya meninggal sebelum bertaubat, maka ia kekal di neraka. Karena
do’a adalah ibadah dan menunjukkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik
besar sebagaimana firman Allah.
“Artinya : Dan janganlah kamu menyembah
apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tida (pula) memberi madharat kepada
selain Allah ; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim” [Yunus : 106]
Sayikh
Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang orang yang berziarah kubur dab
bertawassul dengan para penghinunya.
Beliau menjawab : Apabila berziarah
kubur untuk memohon dan ber-taqarrub serta mempersembahkan sembelihan kepada
penghuninya, nadzar dan beristighatsah dengannya, maka demikian itu termasuk
perbuatan syirik besar, bergitupula permohonan yang ditujukan kepada para wali
baik yang masih hidup atau mati dan mereka berkeyakinan bahwa para wali tersebut
bisa memberi manfaat atau madharat dan bisa mengabulkan permohonan serta memberi
kesembuhan kepada orang yang sakit, maka perbuatan tersebut adalah syirik,
semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan tersebut juga menyerupai
perbuatan orang-orang musyrik terdahulu yang menjadikan patung Latta, Uzza,
sebagai tuhan-tuhan selain Allah.
Seharusnya para pemimpin di negeri
Islam menegakkan hukum Allah ; menindak tegas dan menghentikan segala macam
perbuatan syirik serta menghancurkan setiap tempat kesyirikan seperti bangunan
kuburan sebab bangunan tersebut disamping haram juga menjadi penyebab
kemusyrikan. [Fatawa wa Tanbihaat wa Nashaih hal. 245-246]
[Disain dari
buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 6-8
Darul Haq]