Artikel Fatwa :
Si Ibu Menyampaikan Kepada Anaknya Berita dari Tukang
Ramal Bahwa Kehidupan Rumah Tangganya Akan Sengsara
Kamis, 01 April 04
Tanya :
Ibuku pergi ke seorang peramal baru-baru ini. Padahal seharusnya ia tidak
selayaknya pergi ke sana, karena hukumnya haram. Ibuku menceritakan, bahwa sang
peramal menyebutkan: kehidupan saya akan sengsara dan tidak berbahagia bila saya
menikah. Saya tidak akan bertahan dengan seorang suami lebih dari dua tahun.
Saya menyadari bahwa hanya Allah saja-lah yang mengetahui hal-hal ghaib. Akan
tetapi saya menjadi khawatir juga karena berita yang dibawa oleh ibu saya itu.
Apa kira-kira yang bisa saya lakukan untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi.
Sungguh saya menjadi bingung dan tidak tahu lagi apa yang harus saya yakini.
Jawab :
Al-Hamdulillah. Pertama: Semoga Allah memberi Anda pahala yang baik dengan
keyakinan Anda bahwa hanya Allah semata yang mengetahui keghaiban. Itulah yang
menjadi harapan kami untuk menjadi keyakinan Anda dan keyakinan setiap muslimah
yang bertakwa. Itu termasuk hal-hal prinsipil yang berkaitan dengan keimanan
kepada Allah semata. Akan tetapi yang mengherankan, setelah memiliki keyakinan
semacam itu, kenapa Anda masih merasa takut terhadap orang yang tidak mengetahui
keghaiban? Hendaknya Anda menentramkan hati dan bertawakkal kepada Allah.
Sesungguhnya Anda hanya akan terkena dengan apa yang telah Allah gariskan kepada
Anda. Kedua: Adapun hukum meramal atau ilmu nujum dan mengaku mengetahui
keghaiban, itu termasuk hal yang membinasan bagi pelakunya, mengeluarkannya dari
tauhid bahkan dari agama Islam itu sendiri. Ketiga: Para peramal itu belajar
dari kalangan jin. Mereka adalah para ahli sihir yang bekerja sama dengan
syetan. Padahal syetan itu baru mau membantu mereka, setelah mereka mengganti
agama (keyakinan) mereka. Padahal orang yang mengganti agamanya itu hukumannya
harus dibunuh. Orang yang datang menemui mereka (untuk meminta ramalan), lalu
membenarkan yang mereka ucapankan juga terjerujus dalam kekafiran. Bila tidak
sampai mempercayai ucapan mereka, tidak akan diterima shalatnya selama empat
puluh malam. Adapun dalil dari yang pertama adalah riwayat hadits Abu Hurairah
dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang
mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang dia ramalkan, maka ia telah
kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam ." (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan
Ahmad No. 9252. Hadits itu dishahihkan oleh Al-Hakim [I : 49] dan diakui oleh
Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits itu memiliki dua
hadits penguat diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang bagus. Lihat Fathul
Bari X : 217) Dalil dari yang kedua: Diriwayatkan dari salah seorang isteri Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia menceritakan: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu
menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya
selama empat puluh malam."(HR. Muslim 2230) Keempat: Adapun bagaimana para
peramal itu bisa mendapatkan berita-berita tersebut, itu dijelaskan dalam hadits
Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa
beliau bersabda: "Tatkala Allah telah menetapkan satu urusan di langit, para
malaikat mengepak-ngepakkan sayam mereka untuk menunjukkan ketundukkan mereka
terhadap firman Allah, seolah-olah firman Allah itu adalah rantai di atas
gundukan tanah yang menembus diri mereka. Ketika hati mereka sudah demikian
gentar, tiba-tiba mereka ditanya: "Apa yang difirmankan oleh Rabb kalian?"
Mereka menjawab: "Ia memfirmankan kebenaran belaka, sesungguhnya Dia Yang Maha
Tinggi Lagi Maha Besar." Maka kata-kata itu didengar oleh jin yang mencuri-curi
kabar dari langit. Demikianlah berita-berita itu dioper secara estafet –Sufyan
salah seorang perawi hadits ini memberikan gambaran dengan telapak tangannya--
beliau menyilang-nyilangkan jari-jarinya. Lalu berita itu diberikan oleh pencuri
berita itu kapada yang di bawahnya, kemudian diberikan lagi kepada yang
dibawahnya, sampai terakhir hinggap di lisan ahli sihir atau peramal. Terkadang
mereka sudah keburu disambar oleh bintang berekor sebelum sempat
menyampaikannya. Terkadang mereka sempat menyampaikan kepada sang peramal
sebelum sempat disambar oleh bintang berekor. Namun kemudian syetan membumbinya
dengan seratus kebohongan. Ia mengatakan: "Bukankan si Fulan telah mengatakan
kepada kita demikian pada hari ini dan itu?" Secara bertepatan, sama dengan kata
yang didengar dari berita langit." (HR. Al-Bukhari- 4424) Kelima: Syetan dapat
mendengar ucapan para malaikat kepada sesama malaikat adalah dengan takdir dari
Allah di langit. Dan itu adalah persoalan yang kongkrit, bukan berarti syetan
mengetahui hal yang ghaib. Namun dengan satu kata yang didengarnya itu, syetan
membumbuinya dengan seratus kebohongan. Seperti memberikan kabar bahwa si
Fulanah akan melahirkan anak laki-laki, lalu si peramal mengabarkannya kepada
orang banyak. Ternyata yang terjadi memang demikian, sehingga mereka merasa
mantap dengan berita itu. Atau memberikan kabar bahwa si Fulanah akan menikah
tahun sekian atau akan meninggal dunia tahun sekian, dan berbagai kejadian rinci
sejenisnya. Dengan itu, orang banyak menjadi terpukai dan mendekatkan diri
mereka kepadanya dengan memberikan banyak hadiah dan uang. Kebohongan itu
akhirnya menjadi lahan pencariannya setelah orang banyak sudah merasa mantap
terhadap omongannya, sehingga iapun mencari nafkah dengan cara yang haram pula.
Keenam: Satu hal yang perlu diingatkan di sini, bahwa tidak setiap peramal itu
adalah dukun, terkadang ia meramal dengan menggunakan pasir atau membaca melakui
cangkir air. Karena para dukun itu adalah yang dapatg melihat berita dari
kalangan jin, sementara selain mereka tidaklah demikian. Para peramal dengan
pasir dan sejenisnya itu hanyalah para pendusda. Akan tetapi secara hukum mereka
semua adalah sama, dari sisi bahwa mereka sama-sama mengaku mengetahui hal-hal
ghaib, meskipun dukun yang bekerja sama dengan syetan itu lebih kufur lagi.
Karena di samping ia kafir karena ramalannya, ia juga kafir karena bekerja sama
dengan syetan yang hanya akan memberikan apa yang mereka minta setelah ia
mempersembahkan kepada syetan itu berbagai bentuk sesembahan yang mengeluarkan
dirinya dari Islam. Ketujuh: Anda berkewajiban menasihati ibu Anda agar tidak
mendekati orang-orang semacam itu, agar tidak terjerumus ke dalam dosa atau
bahkan gugur amal perbuatannya. Jangan meninggalkan nikah, karena menikah itu
banyak membawa manfaat dan termasuk amalan yang agung, sesuai tuntutan fitrah
sebagaimana juga merupakan anjuran agama. Insya Allah, kehidupan Anda tidak akan
sengsara. Bahkan Anda harus optimis bahwa kehidupan Anda akan senang dan
berbahagia. Kami berdoa, semoga Anda akan dikumpulkan dengan orang yang shalih
dan berilmu. Kalaupun terjadi hal yang tidak baik, artinya Anda menikah dengan
lelaki yang menyebabkan Anda kurang berbahagia, maka semua itu adalah takdir
Allah, bukan karena ramalan si peramal tadi itu sendiri, bukan juga karena si
peramal itu mengetahui keghaiban, tetapi hal itu terjadi secara kebetulan saja,
sebagai ujian dan cobaan. Bagaimanapun adanya, keberanian Anda memasuki
kehidupan berumahtangga –selain karena banyak manfaatnya-- juga berfungsi
meredam bualan para peramal dan para dajjah beserta orang-orang yang mempercayai
ucapan mereka. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk
mendapatkan segala kebaikan. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi
kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sumber Asli : ( www.islam-qa.com ) Syaikh Shalih Al
Munajid