Bagaimana Tukang Sihir Itu Menghadirkan Jin? Cara Iqsam, Cara Adz-Dzabh
Kategori Sihri Wal Kahaanah
Sabtu, 20 Agustus 2005
13:24:45 WIB
BAGAIMANA TUKANG SIHIR ITU MENGHADIRKAN JIN ?
Oleh
Wahid bin Abdissalam Baali
Bagian Pertama dari Tiga Tulisan 1/3
Ada cukup banyak cara dan sangat bervariatif, yang semuanya mengandung
kesyirikan atau kekufuran nyata. Dan insya Allah, saya akan menyebutkan sebagian
diantaranya, yakni delapan cara yang disertai dengan jenis kesyirikan atau
kekufuran yang terkandung pada setiap cara tersebut secara ringkas. [1] Hal itu
sengaja saya kemukakan, karena sebagian kaum muslimin banyak yang tidak bisa
membedakan antara penyembuhan secara Qur-ani dengan penyembuhan secara sihir (juga).
Yang pertama adalah cara imani (keimanan) dan yang kedua cara syaithani (atas
petunjuk syaitan). Dan masalahnya akan semakin kabur bagi orang-orang tidak
berilmu, di mana tukang sihir itu membacakan mantra dengan pelan sementara dia
akan membaca ayat al-Qur’an dengan kencang dan terdengar oleh pasien sehingga
pasien mengira orang tersebut mengobatinya dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an,
padahal kenyataannya tidak demikian. Sehingga si pasien itu akan menerima
perintah tukang sihir sepenuhnya.
Dan tujuan dari penyampaian dan penjelasan cara ini adalah untuk memperingatkan
kaum muslimin agar mereka berhati-hati terhadap berbagai jalan kejahatan dan
kesesatan, dan agar tampak jelas jalan orang-orang yang berbuat kejahatan.
PERTAMA : CARA IQSAM [BERSUMPAH ATAS NAMA JIN DAN SYAITHAN].
Menurut cara ini, tukang sihir akan masuk ruangan yang gelap, lalu meyalakan api
dan kemudian di atas api itu diletakan semacam dupa sesuai dengan objek yang
diminta. Jika dia ingin melakukan pemisahan atau permusuhan dan kebencian atau
yang semisalnya, maka dia akan meletakkan di atas api itu dupa yang mempunyai
bau yang tidak sedap. Dan jika dia hendak mempertemukan cinta atau melepaskan
ikatan yang menghalangi suami mencampuri istrinya atau untuk menghilangkan sihir,
maka dia akan meletakkan dupa yang mempunyai bau yang wangi. Selanjutnya, tukang
sihir akan mulai membaca mantra yang berbau kesyirikan, yaitu bacaan-bacaan
tertentu yang mengandung sumpah kepada jin dengan mengatasnamakan pemuka mereka
dan meminta mereka dengan menyebut pemuka mereka, sebagaimana hal itu mengandung
berbagai macam kesyirikan lainnya, misalnya mengagungkan para pembesar jin dan
meminta bantuan kepada mereka dan lain sebagainya.
Dengan syarat, tukang sihir tersebut -mudah-mudahan Allah melaknatnya tidak
boleh dalam keadaan suci, baik dalam kondisi junub maupun memakai pakaian
bernajis dan lain sebagainya.
Setelah selesai membaca mantra maka akan muncul di hadapannya bayangan berbentuk
anjing atau ular atau bentuk lainnya, lalu si penyihir itu akan menyuruhnya
melakukan apa saja yang dia inginkan. Tetapi terkadang tidak muncul apa-apa di
hadapannya, tetapi dia hanya mendengar suara. Dan terkadang dia tidak mendengar
suara apa-apa tetapi dia mengikat benda bekas dipakai dari seseorang yang hendak
disihir, seperti, rambut, atau potongan baju yang pernah dipakainya yang masih
berbau keringat dan lain sebagainya. Dan setelah itu, si penyihir akan
memerintahkan jin untuk melakukan apa yang dia mau.
Komentar mengenai cara ini:
Dari pengkajian terhadap cara ini, maka tampak jelas hal-hal berikut:
[1]. Jin itu lebih mengutamakan ruangan yang gelap.
[2]. Jin menikmati (menyantap) bau sesajen yang dihidangkan, yang tidak disebut
nama Allah padanya.
[3]. Merupakan bentuk kesyirikan yang jelas dan nyata dalam cara ini adalah
bersumpah atas nama jin dan meminta pertolongan kepada mereka.
[4]. Jin itu mengutamakan najis dan syaitan mendekati najis.
KEDUA : CARA ADZ-DZABH [MEMOTONG SEMBELIHAN]
Menurut cara ini, si tukang sihir akan membawa burung, ayam, merpati, atau yang
lainnya dengan ciri-ciri tertentu sesuai dengan permintaan jin, hewan itu adalah
yang berwarna hitam pekat, karena jin lebih menyenangi warna hitam. [2].
Kemudian, dia menyembelihnya dengan tidak meyebut nama Allah atasnya. Terkadang
si penderita akan diolesi darah binatang itu dan terkadang juga tidak.
Selanjutnya, dia melemparnya ke puing-puing bangunan, sumur, atau tempat-tempat
kosong yang seringkali menjadi tempat jin. Dan pada saat melempar, dia tidak
menyebut nama Allah. Setelah itu dia kembali pulang ke rumah, lalu membaca
mantra yang berbau syirik, dan selanjutnya menyuruh jin untuk melakukan apa saja
yang dia inginkan.
Komentar mengenai cara ini:
Kesyirikan yang terkandung pada cara kedua ini terfokus pada dua hal, yaitu:
[1]. Menurut kesepakatan para ulama, baik salaf maupun khalaf, menyembelih
binatang untuk dipersembahkan kepada jin adalah sesuatu yang haram, bahkan ia
merupakan perbuatan syirik mutlak, Karena binatang yang disembelih dengan
menyebut nama selain Allah sama sekali tidak boleh dimakan oleh orang muslim,
apalagi melakukannya. Akan tetapi bersamaan dengan itu, orang-orang bodoh
disetiap zaman dan tempat akan terus melakukan perbuatan keji tersebut.
Yahya bin Yahya pernah berkata, Wahab pernah berkata kepada saya, beberapa orang
penguasa mengambil kesimpulan adanya mata air dan bermaksud mengalirkannya.
Untuk hal itu mereka menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada jin agar
jin-jin itu tidak menyumbat aliran air tersebut. Lalu dia memberikan makan
kepada beberapa orang dengan sembelihan itu.
Selanjutnya berita tersebut terdengar oleh Ibnu Syihab az-Zuhri, maka dia
berkata: “Sesungguhnya mereka telah menyembelih apa yang tidak dihalalkan dan
memberi makan orang-orang dengan apa yang tidak dihalalkan bagi mereka.
Rasulullah SAW sendiri telah melarang makan sembelihan yang disembelih untuk
dipersembahakan kepada jin.[3]
Dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan sebuah hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib
ra, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih binatang untuk selain Allah".
[2]. Jimat atau mantra yang berbau syirik. Yaitu tulisan-tulisan yang dibacakan
pada saat menghadirkan jin. Mantra-mantra itu mengandung kesyirikan yang jelas,
sebagaimana yang diungkapkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di beberapa bukunya.
[4]
[Disalin dari kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar
edisi Indonesia Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an
Dan Sunnah, Penulis Wahid bin Abdissalam Baali, Terbitan Pustaka Imam
Asy-Syafi'i]
_________
Foote Note
[1]. Saya tidak akan menyebutkan cara tersebut secara sempurna agar tidak ada
seorang pun yang dapat memperaktekkannya, bahkan saya akan menghapus unsur
terpenting yang ada pada cara itu.
[2]. Di dalam kitab Shahih Muslim telah ditegaskan sebuah hadits yang berstatus
marfu’: ” Ada sebagian jin yang mengakui hal tersebut kepada saya. Lihat kitab:
Wiqaayatul Insaan, (hal.104).
[3]. Lihat kembali kitab:Aakaamul Marjaan, (hal.78).
[4]. ilakan di baca beberapa kitabnya, seperti risalah al-Ibaanah fii ‘Umuumir
Risaalah.
Sumber :
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1542&bagian=0