Senin, 29 Maret 2004 10:29:23 WIB Kategori :
Tauhid Dimuat oleh : admin
TENTANG ATHA’ AL-MURSYID[1] = BISA MENAMBAH
REZEKI
Oleh Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal
Ifta
Pertanyaan. Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal
Ifta ditanya : Ada orang berkata, “Anak ini termasuk ‘atha’ al-mursyid’
dan anak ini bisa menyebabkan bertambah atau berkurangnya rezeki
seseorang”. Apa hukum keyakinan seperti itu
?
Jawaban. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa ada anak
lahir hasil pemberian selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bahwa ada
seseorang selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dapat menambah rezeki,
maka ia telah berbuat syirik ; bahkan kesyirikannya melebihi kesyirikan
bangsa Arab dan bangsa lainnya pada zaman Jahiliyah dulu. Sesungguhnya
bangsa Arab dan bangsa lainnya di masa Jahiliyah dulu, jika ditanyakan
kepada mereka siapa yang memberi rezeki kepada mereka dari langit dan
bumi, dan yang menghidupkan sesuatu yang asalnya mati, mereka akan
menjawab , “Allah”. Adapun penyembahan mereka kepada tuhan-tuhan (selain
Allah) itu adalah karena mereka menduga bahwa dengan cara yang seperti itu
mereka dapat mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
”Artinya :
Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi,
atau siapakah yang berkuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakan yang mengeluarkan sesuatu yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan sesuatu yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur
segala urusan ? Niscaya mereka akan menjawab, ‘Allah’. Maka katakanlah,
‘Mengapa kamu tidak bertaqwa ?” [Yunus : 31]
Allah Subhanahu wa
Ta’ala juga berfirman.
“Artinya :Dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya’.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan apa yang mereka perselisihkan di antara
mereka itu. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta
dan sangat ingkar” [Az-Zumar : 3]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga
berfirman.
“Artinya : Atau apakah dia ini yang akan memberi kamu
rezeki jika Allah menahan rezekiNya ? Sebenarnya mereka terus menerus
dalam kesombongan dan menjauhkan diri” [Al-Mulk : 21]
Dan telah
disebutkan di dalam hadits bahwa yang mampu memberi dan menahan rezeki
hanyalah Allah saja, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam Bab Dzikir Setelah Shalat dalam kitab Shahihnya bahwa Warrad, tukang
catat (sekretaris pribadi) Al-Mughirah bin Syu’bah
berkata.
“Al-Mughirah bin Syu’bah pernah mendiktekan kepadaku surat
yang ditujukan kepada Mu’awiyah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berdzikir pada setiap akhir shalat wajib lima waktu : ‘Tidak ada
tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak ada sekutu baginya.
Milik-Nyalah kerajaan dan pujian. Ia berkuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, tidaklah ada yang dapat mengalangi siapa yang hendak Engkau beri
dan tidak ada yang dapat memberi siapa yang hendak Engkau halangi. Nasib
baik seseorang tidak berguna untuk menyelamatkan ancamanMu”
Akan
tetapi, kadang-kadang Allah memberi hambaNya keturunan dan diluaskan
rezkinya dengan (sebab) doa (hamba) kepadaNya serta karena dia berlindung
kepadaNya, sebagaimana yang (tampak) jelas dalam surat Ibrahim, yaitu do’a
Ibrahim kepada Rabbnya, yang dikalbulkanNya ; juga dalam surat Maryam,
surat Al-Anbiya’ dan surat lainnya, yaitu doa Zakaria kepada Rabbnya yang
juga dikabulkanNya.
Juga sebagaimana tersebut di dalam hadits Anas
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang suka
diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya, maka hendaklah suka
menyambung tali silaturahmi” [Hadits Riwayat Imam Bukhari no. 1961 dan
Muslim no. 1557 dalam kitab Ash-Shahihain]
Allahu
A’lam.
[Fatawa Lil Lajnah Ad-Da’imah 1/65-67, Di salin ulang dari
Majalah Fatawa edisi 1/I/Ramadhan 4123H Hal.
6-7]
_________ Foote Note. [1] Atha ‘al Mursyid artinya
pemberian orang yang mendapatkan
petunjuk |