Message: 8
Date: Thu, 19 Aug 2004 09:22:11 +0700
From: "BWI" <bambang.wisaksono@iso.astra.co.id>
Subject:
RE: artikel puasa rajab
Wa'alaikumsalam warahmatullahi
wabarakatuh,
Ini ada artikel mengenai bulan Rajab
Mudah2an
bermanfaat
Wassalam,
Fenomena Bid'ah di
Bulan Rajab
Abu Ubaidah Al-Atsari
Bulan Rajab termasuk dalam bulan-bulan yang mulia. Mengingat bulan Rajab
sudah diambang pintu, ada baiknya jika kita
memperhatikan dengan seksama
apa-apa saja yang banyak dilakukan oleh sebagian
kaum muslimin. Manakah
yang ada tuntunannya dari
Rasulullah, dan mana yang tidak ada. Sebagai
pembuka
bahasan ini, simak pendahuluannya.
Memang benar,
keutamaan bulan dalam (kalender hijriyah) itu
bertingkat-tingkat, begitu juga
hari-harinya. Misalnya bulan Romadhon
lebih utama dari semua bulan,
hari Jum'at lebih utama dari semua hari,
malam
Lailatul Qodar lebih utama dari semua malam dan lain sebagainya.
Namun, harus kita fahami bersama bahwa timbangan keutamaan
tersebut
hanyalah syari'at, yakni Al-Qur'an dan hadits yang shohih,
bukan
hadits-hadits dho'if dan maudhu' (lemah dan palsu).
Diantara
bulan Islam yang ditetapkan kemuliaannya dalam Al-Qur'an dan
sunnah adalah bulan Rojab. Namun sungguh
sangat disesalkan beredarnya
riwayat-riwayat yang dho'if dan palsu seputar
bulan Rojab serta
amalan-amalan khusus di bulan Rojab di tengah masyarakat
kita, sehingga
digunakan senjata oleh para pecandu bid'ah dalam
mempromosikan
kebid'ahan-kebid'ahan ala jahiliyyah di muka bumi ini.
Dari sinilah, terasa pentingnya penjelasan secara ringkas
tentang
pembahasan seputar bulan Rojab dan amalan-amalan manusia yang
menodainya
dengan riwayat-riwayat yang lemah dan palsu.
Rojab,
Definisi dan Keutamaannya
Rojab secara bahasa diambil dari kata "Rojaba
ar-rajulu rajaban",
artinya mengagungkan dan
memuliakan. Rojab adalah sebuah bulan.
Dinamakan dengan Rojab dikarenakan mereka dulu sangat
mengagungkannya
pada masa jahiliyah yaitu dengan tidak menghalalkan perang di
bulan
tersebut.
Tentang keutamaannya, Alloh telah berfirman,
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh adalah dua belas bulan,
dalam
ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.
(QS
At-Taubah: 36).
Imam At-Thobari berkata,
Bulan itu ada dua belas,
empat diantaranya merupakan bulan harom
(mulia),
dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan
memuliakannya. Mereka
mengharomkan peperangan pada bulan tersebut hingga
seandainya ada seseorang
bertemu dengan pembunuh bapaknya, dia tidak
akan
menyerangnya.
Bulan empat itu adalah Rojab Mudhor, dan tiga bulan
berurutan:
Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharrom.
Demikianlah yang dinyatakan dalam
hadits-hadits
Rasulullah.
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Shohihnya (4662) dari
Abu Bakroh
bahwasanya Nabi bersabda,
Sesungguhnya zaman itu berputar
sebagaimana keadaannya tatkala Alloh
menciptakan langit dan bumi, setahun ada
dua belas bulan diantaranya
terdapat empat bulan harom, tiga bulan berurutan
yaitu Dzulqo'dah,
Dzulhijjah, Muharrom dan Rojab Mudhor yang terletak antara
Jumadil
(akhir) dan Sya'ban.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa bulan
Rojab sangat diagungkan
oleh manusia pada masa jahiliyah adalah riwayat Ibnu
Abi Syaibah dalam
Al-Mushonnaf (2 / 345) dari Khorosyah bin Hurr, ia berkata,
Saya melihat Umar memukul tangan-tangan manusia pada bulan Rojab
agar
mereka meletakkan tangan mereka di piring, kemudian beliau (Umar)
mengatakan,
Makanlah oleh kalian, karena
sesungguhnya Rojab adalah bulan yang
diagungkan oleh orang-orang
Jahiliyah.
_____
Catatan Kaki
...
Lihat Al-Qomus Muhith 1 / 74 dan
Lisanul Arob 1 / 411, 422.
...
Lihat Jami'ul Bayan 10
/ 124 - 125.
...
Atsar shohih, dishohihkan oleh Ibnu Taimiyah
dalam Majmu' Fatawa 25 /
291 dan Al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil no. 957.
_____
A. Riwayat Seputar Rajab
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, dalam kitabnya Tabyin 'Ajab Bima Waroda
Fi
Rojab (6):
Tidak ada hadits shohih yang dapat dijadikan hujjah seputar
amalan
khusus di bulan Rojab, baik puasa maupun sholat malam dan
sejenisnya.
Dan dalam menegaskan hal ini, aku telah
didahului oleh Al-Imam Abu
Isma'il Al-Harowi Al-hafidz. Kami meriwayatkan darinya dengan sanad
shohih, demikian pula kami
meriwayatkan dari selainnya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar
juga berkata,
Hadits-hadits yang datang secara jelas seputar keutamaan Rojab
atau
puasa di bulan Rojab terbagi menjadi dua, dho'if (lemah) dan
maudhu'
(palsu).
Al-Hafizh telah mengumpulkan
hadits-hadits seputar Rojab, maka beliau
mendapatkan sebelas hadits
berderajat dho'if dan dua puluh satu hadits
berderajat maudhu'.
Berikut ini kami nukilkan sebagian hadits-hadits
dho'if dan maudhu' tersebut:
Sesungguhnya di Surga ada sebuah sungai yang dinamakan "Rojab",
warnanya
lebih putih dari susu dan rasanya lebih
manis dari madu. Barangsiapa
berpuasa satu hari di bulan Rojab, niscaya Allah
akan memberinya minum
dari sungai tersebut. (Hadits
dho'if / lemah)
Rasulullah apabila memasuki bulan Rojab, beliau berdo'a, "Ya
Allah,
berkahilah kami pada bulan Rojab dan Sya'ban
dan pertemukanlah kami
dengan Romadhon." (Hadits dho'if / lemah)
Bulan Rojab adalah milik Alloh, Sya'ban adalah bulanku dan
Romadhon
adalah bulan umatku. (Hadits maudhu' / palsu)
Keutamaan bulan Rojab dibandingkan semua bulan seperti
keutamaan
Al-Qur'an terhadap semua dzikir. (Hadits maudhu' / palsu)
Barangsiapa berpuasa pada bulan Rojab dan sholat empat rokaat pada
bulan
tersebut,... niscaya dia tidak menginggal
dunia hingga melihat tempat
tinggalnya di Surga, atau diperlihatkan untuknya
(Hadits maudhu' /
palsu)
Itulah sedikit contoh dari hadits-hadits dho'if
dan maudhu' seputar
bulan Rojab. Sengaja kami nukil secara
ringkas karena maksud kami hanya
untuk dapat memberikan syara'at dan
perhatian saja, bukan membahas
secara detail dan terperinci.
B. Sholat Roghoib
Sholat Roghoib adalah sholat yang dilaksanakan
pada malam Jum'at pertama
bulan Rojab, tepatnya antara sholat maghrib dan isya' dengan didahului
puasa hari Kamis,
dikerjakan dengan dua belas rakaat. Pada setiap rakaat
membaca
Al-Ikhlas dua belas kali... dan
seterusnya.
Sifat sholat seperti di atas tadi didukung oleh sebuah riwayat
oleh
sahabat Anas bin Malik yang dibawakan secara panjang oleh Imam Ghozali
(bukan Moh Ghozzali Al-Mishri) dalam Ihya'
Ulumuddin (1 / 203) dan
beliau menamainya dengan "Sholat Rojab" seraya
berkata "ini adalah
sholat yang disunnahkan"!!!
Demikianlah perkataannya -semoga Allah mengampuninya- padahal para
pakar
ahli hadits telah bersepakat dalam satu kata bahwa hadits-hadits
tentang
"Sholat Roghoib" adalah Maudhu' (palsu). Di bawah ini, penulis
nukilkan
sebagian komentar ulama' ahli hadits tentangnya:
1. Imam Ibnu Jauzy berkata:
Hadits
sholat Roghoib adalah palsu, didustakan atas nama
Rasulullah.
bernama Ibnu Juhaim. Dan saya mendengar syaikh (guru) kami Abdul Wahhab
Al-Hafizh
mengatakan,
dalam setiap kitab, namun saya
tidak mendapatkannya.
2.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
Sholat Roghoib adalah bid'ah menurut
kesepakatan para imam agama, tidak
disunnahkan oleh Rasulullah, tidak pula
oleh seorangpun dari khalifahnya
serta tidak dianggap baik oleh para ulama
panutan, seperti Imam Malik,
Syafi'i, Ahmad, Abu Hanifah, Sufyan Ats-Tsauri,
Auza'i, Laits dan
sebagainya. Adapun hadits tentang sholat
Roghoib tersebut adalah hadits
dusta, menurut kesepakatan para pakar ahli
hadits.
3. Imam
Dzahabi berkata tatkala mebceritakan biografi imam Ibnu
Sholah:
Beliau
(Ibnu Sholah) tergelincir dalam masalah sholat Roghoib, beliau
menguatkan dan
mendukungnya padahal kebatilan hadits tersebut tidak
diragukan lagi.
4. Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah berkata:
Demikian pla hadits-hadits tentang sholat
Roghoib pada awal malam Jum'at
bulan Rojab, seluruhnya dusta, dibuat-buat
atas nama Rasulullah.
5.
Al-Hafidz Al-'Iroqi berkata: "hadits maudhu' (palsu)."
6.
Al-Allamah Asy-Syaukani berkata:
Maudhu', karena para perowinya majhul. Dan
inilah sholat Roghoib yang
masyhur, para pakar telah bersepakat bahwa hadits
tersebut maudhu',
kepalsuannya tidak diragukan lagi,
hingga orang yang baru dalam ilmu
hadits sekalipun... Berkata Al-Fairuz Abadi dalam Al-Mukhtashor bahwa
hadits tersebut
maudhu' menurut kesepakatan, demikian pula dikatakan
oleh
Al-Maqdisi.
Apabila telah jelas derajat Sholat Roghoib sebagaimana di atas,
maka
mengerjakannya merupakan kebid'ahan dalam agama, yang harus
diwaspadai
oleh setiap insan yang hendak meraih kebahagiaan.
Untuk menguatkan kebid'ahan sholat Roghoib ini, penulis
nukilkan
perkataan dua imam masyhur di kalangan madzhab Syafi'i yaitu Imam
Nawawi
dan Imam Suyuthi - semoga Allah merahmati keduanya.
Imam Nawawi berkata,
Sholat yang
dikenal dengan Sholat Roghoib, dua belas rakaat antara
Maghrib dan Isya' awal
malam Jum'at bulan Rojab dan sholat Nisfu Sya'ban
seratus rakaat, termasuk
bid'ah mungkar dan jelek. Janganlah tertipu
dengan
disebutkannya kedua sholat tersebut dalam Qutul Qulub dan Ihya'
Ulumuddin
(karya Al-Ghozali) dan jangan tertipu [ula oleh hadits yang
termaktub pada
kedua kitab tersebut. Sebab, seluruhnya
merupakan
kebatilan.
Imam Suyuthi berkata,
Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu-
bahwa mengagungkan hari dan malam
ini (Rojab) merupakan perkara yang
diada-adakan dalam Islam, yang
bermula setelah 400H.
Memang ada
riwayat yang mendukungnya, namun haditsnya maudhu' (palsu)
dengan kesepakatan para ulama', riwayat tersebut intinya
tentang
keutamaan puasa dan sholat pada bulan Rojab yang dinamai dengan
Sholat
Roghoib.
Menurut para pakar, dilarang
mengkhususkan bulan ini (Rojab) dengan
puasa dan sholat bid'ah (sholat
Roghoib) serta segala jenis pengagungan
terhadap bulan ini seperti membuat
makanan, menampakkan perhiasan dan
sejenisnya. Supaya bulan ini tidak ada bedanya seperti
bulan-bulan
lainnya.
Kesimpulannya,
riwayat tentang Sholat Roghoib adalah maudhu' (palsu)
dengan kesepakatan para pakar ahli hadits. Oleh karena itu, beribadah
dengan hadits palsu merupakan
kebid'ahan dalam agama, apalagi sholat
Roghoib ini baru dikenal mulai tahun
448H.
_____
Catatan
Kaki
... Al-Maudhu'at (2 / 124 - 125).
...
Majmu' Fatawa (23 /
134)
...
Siyar A'lam Nubala' (23 / 142 - 143)
...
Al-Manar Munir
(no. 167)
...
Takhrij Ihya' (1 / 203)
...
Al-Fawaidul Majmu'ah
(47 - 48)
...
Al-Majmu' Syarh Muhadzab (3 / 549)
...
Al-Amru Bil
Ittiba' hal. 166 - 167.
_____
C. Perayaan Isra' Mi'raj
Setiap tanggal 27 Rojab,
perayaan Isro' Mi'roj sudah merupakan sesuatu
yang tidak dapat terlupakan di
masyarakat kita sekarang. Bahkan, hari
tersebut menjadi
hari libur nasional. Oleh karena itu, mari
kita
mempelajari masalah ini dari dua tinjauan.
1. Tinjauan Sejarah Munculnya
Perayaan Isro' Mi'roj
Dalam tinjauan sejarah waktu terjadinya Isro' Mi'roj
masih diperdebatkan
oleh para ulama. Jangankan
tanggalnya, bulannya saja masih
diperselisihkan hingga kini. Al-hafizh
Ibnu Hajar Al-Atsqolani
memaparkan perselisihan tersebut dalam kitabnya,
Fathul Bari (7 / 203)
hingga mencapai lebih dari
sepuluh pendapat!
Syawal, Robi'ul Awal, Robi'ul
Akhir ... dan seterusnya.
Al-Imam Ibnu Katsir menyebutkan dari Zuhri dan
'Urwah bahwa Isro' Mi'roj
terjadi setahun sebelum keluarnya Nabi ke
Robi'ul
Awal, adapun pendapat Suddi, waktunya adalah enam belas bulan
sebelum hijroh,
yaitu bulan Dzulqo'dah.
Al-Hafidz Abful Ghoni bin Surur
Al-Maqdisi membawakan dalam sirohnya
hadits yang tidak shohih sanadnya
tentang waktu isro' mi'roj pada
tanggal 27 Rojab. Dan sebagian manusia menyangka bahwa isro' mi'roj
terjadi pada
hari Jum'at pertama bulan Rojab, yaitu malam Roghoib yang
ditunaikan pada
waktu tersebut sebuah sholat masyhur, tetapi tidak
ada
asalnya.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot175>
12
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, -sebagaimana dinukil
oleh
muridnya, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah-,
Tidak ada dalil shohih yang
menetapkan bulan maupun tanggalnya, seluruh
nukilan tersebut munqothi'
(terputus) dan berbeda-beda.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot176>
13
Bahkan Imam Abu Syamah menegaskan,
Sebagian tukang cerita menyebutkan
bahwa Isro' Mi'roj terjadi pada bulan
Rojab, hal itu menurut ahli hadits
merupakan kedustaan yang amat nyata.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot177>
14
Dari perkataan para ulama' di atas dapat disimpulkan bahwa Isro'
Mi'roj
merupakan malam yang agung, namun tidak diketahui waktunya. Agar
pembaca
memahami masalah ini, dengan mudah saya katakan,
melangkahinya seperti sholat
Allah menyembunyikan waktunya dan
memerintahkan kepada kita untuk
berlomba-lomba mencarinya seperti malam
Lailatul Qodar. Dan sebagian
waktu yang mulia derajatnya di sisi Allah dan
tidak ada ibadah khusus
(seperti sholat dan puasa)
untuknya, oleh karena itu Allah
menyembunyikan waktunya, seperti malam Isro'
Mi'roj.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot178>
15
2. Tinjauan Syari'at
Ditinjau
dari segi syari'at, kalau toh memang benar bahwa Isro' Mi'roj
terjadi pada 27
Rojab, namun kalau kemudian waktu tersebut dijadikan
sebagai malam perayaan
dengan pembacaan kisah-kisah palsu tentang Isro'
Mi'roj, maka seseorang yang
tidak mengikuti hawa nafsunya, tidak akan
ragu bahwa
hal tersebut termasuk perkara bid'ah dalam Islam. Sebab,
perayaan tersebut tidaklah dikenal di masa sahabat,
tabi'in dan para
pengikut setia mereka.
Islam hanya
memiliki tiga hari raya; yakni Idhul Fitri, Idhul Adha
setiap satu tahun, dan
hari Jum'at setiap satu minggu. Selain tiga ini,
tidak termasuk agama Islam secuilpun.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot179>
16
Ibnu Hajj berkata, "Termasuk perkara bid'ah yang diada-adakan
oleh
orang-orang pada malam 27 Rojab adalah ..." Kemudian beliau
menyebutkan
beberapa contoh bid'ah pada malam tersebut seperti kumpul-kumpul
di
masjid, ikhthilath (campur baur antara laki-laki dengan
perempuan),
menyalakan lilin dan pelita; beliau juga menyebutkan perayaan
malam
Isro' Mi'roj termasuk perayaan yang dinasabkan kepada agama,
padahal
bukan darinya.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot180>
17
Ibnu Nuhas berkata,
Sesungguhnya perayaan malam ini (Isro' Mi'roj)
merupakan kebid'ahan
besar dalam agama yang diada-adakan oleh saudara-saudara
syetan.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot181>
18
Penulis kitab As-Sunan wal Mubtada'at, Muhammad bin Ahmad As
Syafi'i
(murid Syaikh Rosyid Ridho) hal 127 menegaskan,
Pembacaan kisah
Mi'roj dan perayaan malam 27 Rojab merupakan perkara
bid'ah... Dan kisah
Mi'roj yang disandarkan kepada Ibnu Abbas,
seluruhnya adalah kebatilan dan kesesatan. Tidak ada yang shohih kecuali
beberapa huruf saja.
Demikian pula dengan kisah Ibnu Shulthon, seorang penghambur yang
tidak
pernah sholat kecuali di bulan Rojab saja, namun tatkala
hendak
meninggal dunia, terlihat padanya tanda-tanda kebaikan sehingga
ketika
Rasulullah ditanya perihalnya, beliau menjawab,
Sesungguhnya dia
telah bersungguh-sungguh dan berdo'a pada bulan Rojab.
Semua ini merupakan kedustaan dan kebohongan. haram hukumnya membacakan
dan melariskan riwayatnya
kecuali untuk menjelaskan kedustaannya.
Sungguh sangat
mengherankan kami, tatkala para jebolan Azhar membacakan
kisah-kisah palsu
seperti ini kepada manusia.
Samahatus Syaikh Abdul
Aziz bin Baz berkata,
Malam Isro' Mi'roj tidak diketahui waktu
terjadinya. Karena seluruh
riwayat tentangnya tidak
ada yang shohih menurut para pakar ilmu hadits.
Di
sisi Alloh-lah hikmah dibalik semua ini.
Kalaulah
memang diketahui waktunya, tetapi tidak boleh bagi kaum
muslimin untuk
mengkhususkannya dengan ibadah dan perayaan. Karena
hal
itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.
Seandainya disyari'atkan, pastilah Nabi menjelaskannya kepada umat,
baik
dengan perkataan maupun dengan perbuatan...
Kemudian beliau berkata,
Dengan penjelasan para ulama beserta dalil-dalil dari Al-Qur'an
dan
hadits di atas sudah cukup bagi para pencari kebenaran untuk
mengingkari
bid'ah malam Isro' Mi'roj yang memang bukan dari Islam
secuilpun...
Sungguh amat menyedihkan, tatkala bid'ah ini meruyak segala
penjuru
negeri Islam, sehingga diyakini oleh sebagian orang bahwa
perayaan
tersebut merupakan Agama.
Kita berdo'a kepada
Alloh agar memperbaiki keadaan kaum muslimin
semuanya dan memberi karunia
kepada mereka berupa ilmu agama dan taufiq
serta istiqomah di atas
kebenaran.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#foot182>
19
_____
Catatan
Kaki
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html12>
12
Al-Bidayah Wa Nihayah (3 / 108 - 109)
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html13>
13
Zadul Ma'ad (1 / 57)
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html14>
14
Al-Baaits, hal. 171.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html15>
15
Lihat majalah At-Tauhid, Mesir, hal. 9 edisi 7 th. 28, Rojab 1420H.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html16>
16
Lihat At-Tamassuk bis Sunnah Nabawiyah (33 - 34) oleh Syaikh
Muhammad
bin Sholeh Al-Utsaimin.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html17>
17
Al-Madkhol: 1 / 294 - 298 dinukil dari Al-Bida' Al-Hauliyah hal. 275
-
276 oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz At-Tuwaijiri.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html18>
18
Tanbih Al-Ghofilin, (379 - 380)
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=300&I
temid=43#tex2html19>
19
At-Tahdzir Minal Bida', hal. 9 oleh Syaikh Ibnu
Baz.
D. Mengkhususkan Puasa di Bulan Rojab
Termasuk perkara bid'ah di bulan Rojab adalah mengkhususkan puasa
bulan
Rojab, karena tidak ada hadits shohih yang mendukungnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
Adapun
mengkhususkan puasa di bulan Rojab, maka seluruh haditsnya adalah
lemah dan
palsu, ahli ilmu tidak menjadikannya sebagai
sandaran
sedikitpun.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot183>
20
Imam Suyuthi berkata,
Mengkhususkan bulan Rojab dengan puasa adalah
dibenci. Syafi'i berkata,
Aku membenci bila seseorang
menyempurnakan puasa sebulan penuh seperti
puasa Romadhon, dimikian pula
mengkhususkan suatu hari di hari-hari
lainnya.
Dan Imam Abdullah
Al-Anshori -seorang ulama dari Khurosan- tidak
berpuasa bulan Rojab bahkan
melarangnya seraya berkata,
Tidak satu hadits pun shohih dari Rosululloh
tentang keutamaan bulan
Rojab dan puasa Rojab.
Bila
dikatakan, Bukankah puasa termasuk ibadah dan kebaikan?"
Jawabnya,
"Benar. Tapi ibadah harus berdasarkan contoh dari
Rosululloh. Apabila
diketahui hadits-nya dusta,
berarti tidak termasuk syari'at."
Bulan Rojab diagung-agungkan oleh
Bani Mudhor di masa jahiliyah
sebagaimana dikatakan Umar bin Khoththob. Bahkan beliau memukul tangan
orang-orang yang berpuasa di bulan
Rojab.
Demikian pula Ibnu Abbas apabila melihat
manusia berpuasa Rojab, beliau
membencinya seraya berkata, "Berbukalah
kalian, sesungguhnya Rojab
adalah bulan yang diagungkan oleh ahli
jahiliyah."
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot184>
21
Imam Thurthusi mengatakan -setelah membawakan atsar-atsar di atas,
Atsar-atsar ini menunjukkan bahwa pengagungan manusia terhadap
Rojab
sekarang ini, merupakan sisa-sisa peninggalan zaman jahiliyah dahulu.
Kesimpulannya, berpuasa di bulan Rojab adalah dibenci dan apabila
seorang
berpuasa dalam keadaan yang aman, yaitu bila manusia telah
mengetahuinya dan
tidak menganggapnya wajib atau sunnah, maka
hukumnya
tidak apa-apa.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot185>
22
Kesimpulan dari perkataan para ulama' di atas: tidak boleh
mengkhususkan
puasa di bulan Rojab sebagai pengagungan terhadapnya. Sedangkan
apabila
seseorang telah bterbiasa / rutin berpuasa sunnah (puasa Daud atau Senin
Kamis misalnya, baik di
bulan Rojab maupun tidak) dan tidak beranggapan
sebagaimana anggapan salah
masyarakat awam sekitarnya, maka ini
diperbolehkan.
E. Sembelihan Rojab
Termasuk adat Jahiliyah dahulu adalah
menyembelih hewan di bulan Rojab
sebagai pengagungan terhadapnya, disebabkan
Rojab merupakan awal bulan
harom sebagaimana dikatakan Imam Tirmidzi dalam
Sunan-nya (4 / 496).
Tatkala Islam datang, secara tegas telah
membatalkan acara sembelihan
Rojab serta mengharomkannya sebagaimana
dijelaskan dalam hadits-hadits
Rosulullah, diantaranya,
Dari Abu Huroiroh
ia berkata, Rosululloh bersabda, "Tidak ada Faro' dan
'Athiroh."
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot186>
23
Dalam riwayat lainnya dengan lafadz "larangan", Rosululloh melarang
dari
Faro' dan 'Athiroh.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot187>
24
Dalam riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya (2 / 229) dengan lafadz,
"Tidak
ada 'Athiroh dan Faro' dalam Islam."
Berkata Abu 'Ubaid -seorang
ulama pakar bahasa-,
'Athiroh adalah sembelihan yang biasa dilakukan di masa
jahiliyah pada
bulan Rojab untuk taqorrub (mendekatkan diri) kepada
patung-patung
mereka.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot188>
25
Abu Daud juga berkata,
Faro' adalah unta yang disembelih oleh
orang-orang jahiliyah yang
diperuntukkan bagi tuhan-tuhan, kemudian mereka
makan, lalu kulitnya
dilemparkan ke pohon. Adapun 'Athiroh
adalah sembelihan pada sepuluh
hari pertama bulan Rojab.
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#foot189>
26
_____
Catatan
Kaki
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html20>
20
Majmu' Fatawa 25 / 290.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html21>
21
Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah 2 / 346. Lihat pula Al-Amru Bil
Ittiba',
hal. 174 - 176 oleh Imam Suyuthi, di tahqiq
oleh Syaikh Mashur bin Hasan
Salman.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html22>
22
Lihat Al-Hawadits Wal Bida', hal. 141 - 142, tahqiq Syaikh
Ali
Al-Halabi.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html23>
23
HR. Bukhori 5473, 5474; Muslim 1976; Abu Dawud 2831; Tirmidzi
1512;
Nasa'i 4219 dan Ibnu Majah 3168.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html24>
24
HR. Nasa'i 4220; Ahmad 2 / 409 dan Al-Isma'ily sebagaimana dalam
Fathul
Bari 8 / 596.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html25>
25
Fathul Bari 8 / 598, oleh Ibnu Hajar.
...
<http://www.vbaitullah.or.id/index.php?option=content&task=view&id=301&I
temid=43#tex2html26>
26
Lihat 'Aunul Ma'bud 7 / 341, 8 / 24 oleh Abu Abdir Rohman Syaroful
Haq
Azhim Abadi -bukan Syamsul Haq Adzim Abadi sebagaimana tertulis
dalam
sampul kitab.
sumber :
<http://www.vbaitullah.or.id/> http://www.vbaitullah.or.id/