Message: 21
Date: Fri, 04 Jun 2004 12:23:33
-0000
From: "ary_kinkin" <ary_kinkin@yahoo.com>
Subject: Re:
Mohon pencerahan -'Shadaqallahul 'Adzhiim?-
> assalamu'alaikum wr.wb
= wa'alaykum salam warahmatuLlahi wabarakatuh
= kebetulan
ana ada file ttg hal tsb yg ana save dr millis ini juga.
semoga dapat bermanfaat
====================================================
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani ditanya :
"Bagaimanakah
pendapat
Anda orang yang mengakhiri bacaan Al-Qur'an dengan
(ucapan)'Shadaqallahul 'Adzhiim?' Apakah kalimat ini ada dasarnya
dalam syari'at ? Dan apakah orang yang mengucapkannya boleh
dikatakan sebagai seorang ahli bid'ah
?"
Jawaban.
Kami tidak ragu, bahwa kebiasaan ini
mengucapkan 'Shadaqallahul 'Adzim setelah membaca Al-Qur'an) adalah
termasuk bid'ah yang diada-adakan,yang tidak terdapat pada masa As-
Salafus Shalih.
Dan patut diperhatikan bahwa bid'ah dalam agama itu tidak boleh ada.
Karena bid'ah pada asalnya tidak dikenal (diketahui). Walaupun
bid'ah itu kadang-kadang diterima di masyarakat dan dianggap baik,
tetapi dia tetap dinamakan bid'ah yang sesat.
Sebagaimana
diisyaratkan oleh Abdullah
bin Umar.
"Artinya : Setiap bid'ah adalah sesat, meski manusia memandangnya
baik".
Ucapan : "Shadaqallahul 'Adzhiim (Benarlah apa yang difirmankan
Allah Yang Maha
Agung) adalah suatu ungkapan yang indah dan tepat,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya :
Dan siapakah yang lebih
benar perkataan-Nya daripada
Allah?" [An-Nisaa : 122]
Akan tetapi jika setiap kali kita membaca sepuluh ayat kemudian
diikuti dengan membaca Shadaqallahul Adzhiim, saya kuatir suatu hari
nanti bacaan Shadaqallahul Adzhiim setelah membaca ayat-ayat Al-
Qur'an menjadi seperti bacaan shalawat setelah adzan.
Sebagian lain dari mereka mensyariatkan bacaan ini berdasarkan
firman Allah Subahanahu wa Ta'ala.
"Artinya :
Katakanlah ; Shadaqallah
(Benarlah apa yang difirmankan
Allah)" [Ali Imran
: 95]
Mereka ini
adalah seperti orang-orang yang membolehkan dzikir dengan
membaca : Allah... Allah .... Allah
[1], dengan (dalil) firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah : Allah ...." [Ar-Ra'd : 16]
Maka firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Katakanlah : Benarlah
(apa
yang difirmankan)
Allah" tidak bisa dijadikan dalil tentang bolehnya
mengucapkan 'Shadaqallahul Adzhiim setelah selesai membaca Al-Qur'an.
[Fatwa-Fatwa Albani, hal 37-38, Pustaka At-Tauhid]