BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI [2 of
2]
Oleh
Syaikh Dr Sahlih bin Fauzan bin Abdullah
Al-Fauzan
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan
[2/2]
[3] Bid’ah Dalam Hal Ibadah Dan Taqarrub Kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Bid’ah-bid’ah yang berkaitan dengan ibadah, pada saat
ini cukup banyak. Pada dasarnya ibadah itu bersifat tauqif (terbatas pada ada dan
tidak adanya dalil), oleh karenanya tidak ada sesuatu yang disyariatkan dalam
hal ibadah kecuali dengan dalil. Sesuatu yang tidak ada
dalilnya termasuk kategori bid’ah, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Barangsiapa
mengerjakan amalan yang tidak ada padanya perintah kami maka dia tertolak”
[Hadits Riwayat Muslim]
Ibadah-ibadah yang banyak dipraktekkan pada masa
sekarang ini, sungguh banyak sekali, di antaranya ;
Mengeraskan niat ketika shalat. Misalnya dengan membaca dengan
suara keras.
“Artinya : Aku berniat untuk
shalat ini dan itu karena Allah Ta’ala”
Ini termasuk bid’ah, karena tidak diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Katakanlah (kepada
mereka), ‘Apakah kalian akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu
(keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [Al-Hujarat :
16]
Niat itu tempatnya adalah hati. Jadi dia adalah aktifitas hati bukan
aktifitas lisan. Termasuk juga dzikir berjama’ah
setelah shalat. Sebab yang disyariatkan yaitu bahwa setiap membaca dzikir
yang diajarkan itu sendiri-sendiri, di antara juga adalah meminta membaca
Termasuk bid’ah pula yaitu perayaan-perayaan yang
diadakan pada kesempatan-kesempatan keagamaan seperti Isra’ Mi’raj dan hijrahnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perayaan-perayaan tersebut sama sekali tidak mempunyai
dasar dalam syari’at, termasuk pula hal-hal yang dilakukan khusus pada bulan
Rajab, shalat sunnah dan puasa khusus. Sebab tidak ada bedanya
dengan keistimewaannya dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain, baik dalam
pelaksanaan umrah, puasa, shalat, menyembelih kurban dan lain
sebagainya.
Yang termasuk bid’ah pula yaitu dzikir-dzikir sufi dengan segala macamnya. Semuanya
bid’ah dan diada-adakan karena dia bertentangan dengan dzikir-dzikir yang
disyariatkan baik dari segi redaksinya, bentuk pembacaannya dan
waktu-waktunya.
Di antaranya pula adalah mengkhususkan malam Nisfu
Sya’ban dengan ibadah tertentu seperti shalat malam dan berpuasa pada siang
harinya. Tidak ada keterangan yang
pasti dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
amalan khususnya untuk saat itu, termasuk bid’ah pula yaitu membangun di atas
kuburan dan mejadikannya seperti masjid serta menziarahinya untuk ber-tabarruk
dan bertawasul kepada orang mati dan lain sebagainya dari tujuan-tujuan lain
yang berbau syirik.
Akhirnya, kami ingin mengatakan bahwa bid’ah-bid’ah itu
ialah pengantar pada kekafiran.
Bid’ah adalah menambah-nambahkan ke dalam agama ini sesuatu yang tidak
disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
RasulNya. Bid’ah lebih jelek dari maksiat besar
sekalipun. Syetan akan bergembira dengan
terjadinya praktek bid’ah melebihi kegembiraannya terhadap maksiat yang besar.
Sebab, orang yang melakukan maksiat, dia tahu apa yang
dia lakukannya itu maksiat (pelanggaran) maka (ada kemungkinan) dia akan
bertaubat. Sementara orang yang melakukan bid’ah, dia meyakini bahwa
perbuatannya itu adalah cara mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia tidak akan bertaubat. Bid’ah-bid’ah itu
akan dapat mengikis sunnah-sunnah dan menjadikan
pelakunya enggan untuk mengamalkannya.
Bid’ah akan dapat menjauhkan
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akan mendatangkan kemarahan dan siksaanNya
serta menjadi penyebab rusak dan melencengnya hati dari
kebenaran.
SIKAP TERHADAP AHLI BID’AH
Diharamkan mengunjungi dan duduk-duduk dengan ahli
bid’ah kecuali dengan maksud menasehati dan membantah
bid’ahnya. Karena bergaul dengan
ahli bid’ah akan berpengaruh negatif, dia akan
menularkan permusuhannya pada yang lain. Kita wajib memberikan
peringatan kepada masyarakat dari mereka dan bahaya mereka. Apabila kita sudah bisa menyelamatkan dan mencegah mereka dari
praktek bid’ah. Dan kalau tidak, maka diharuskan kepada
para ulama dan pemimpin umat Islam untuk menentang bid’ah-bid’ah dan mencegah
para pelakunya serta meredam bahaya mereka. Karena
bahaya mereka terhadap Islam sangatlah besar. Suatu hal yang perlu pula
untuk diketahui bahwa negara-negara kafir sangat mendukung para pelaku bid’ah
dan membantu mereka untuk menyebarluaskan bid’ah-bid’ah mereka dengan berbagai
macam cara, sebab didalamnya terdapat proses
penghangusan Islam dan pengrusakan terhadap gambaran Islam yang
sebenarnya.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Dia akan menolong agamaNya, meninggikan
kalimatNya, serta menghinakan musuh-musuhNya.
Semoga shalawat dan salam
tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad Shallallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga
dan sahabat-sahabat beliau.
[Disalin dari buku At-Tauhid Lish-Shaffits Tsani
Al-‘Aliy, edisi Indonesia Kitab Tauhid-3, hal 152-159, Darul
Haq]
Artikel sekategori
:
Beberapa Contoh Bid'ah Masa Kini
1/2
Sikap Terhadap Pelaku Bid'ah Dan Manhaj Ahlus
Sunnah Dalam Menyanggah Pelaku Bid'ah
Latar Belakang Munculnya
Bid'ah
Pengertian Bid'ah, Macam-Macam Bid'ah Dan
Hukum-Hukumnya
Kesempurnaan Islam Dan Bahaya Bid'ah
4/4
Kesempurnaan Islam Dan Bahaya Bid'ah
3/4
Kesempurnaan Islam Dan Bahaya Bid'ah
2/4
Kesempurnaan Islam Dan Bahaya Bid'ah
1/4