Berbakti pada
Kedua Orang Tua Penulis: Ustadz Abu Hamzah
Yusuf Muammalah, 01 - Agustus - 2003,
08:04:23

Makna "Al Birr"
Al Birr yaitu
kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wassallam (artinya) :
"Al
Birr adalah baiknya akhlaq". (Diriwayatkan oleh Muslim dalam
Shahihnya Nomor 1794).
Al Birr merupakan haq kedua
orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al 'Uquuq yaitu
kejelekan dan menyia-nyiakan haq..
"Al Birr adalah mentaati kedua
orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada
engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al 'Uquuq
dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya."
(Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur
5/259)
Berkata Urwah bin Zubair mudah-mudahan
Allah meridhoi mereka berdua tentang firman Allah Subhanahu Wa
Ta'ala (artinya) :
"Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan."
(QS. Al Isra' :
24)
Yaitu: "Jangan sampai mereka berdua tidak ditaati
sedikitpun".
(Ad Darul Mantsur
5/259)
Berkata Imam Al Qurtubi mudah-mudahan
Allah merahmatinya :
"Termasuk
'Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/
menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara)
yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya
adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena
itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu,
wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat,
walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi
mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka
perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).
(Al Jami' Li Ahkamil Qur'an Jil 6 hal
238).
Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah
mudah-mudahan Allah merahmatinya:
Berkata Abu Bakr di dalam kitab
Zaadul Musaafir "Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang
tuanya marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan
keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali". (Ghadzaul Al
Baab 1/382).
Hukum Birrul Walidain
Para
Ulama' Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada
kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka
berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalan)
nya.
Berkata Ibnu Hazm, mudah-mudahan Allah
merahmatinya.
"Birul Walidain adalah fardhu (wajib bagi
masing-masing individu). Berkat beliau dalam kitab Al Adabul
Kubra: Berkata Al Qodli Iyyad: "Birrul walidain adalah wajib
pada selain perkara yang haram."
(Ghdzaul Al Baab
1/382)
Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas)
yang mereka gunakan banyak sekali ,
diantaranya:
1. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
(artinya) :
"Sembahlah Allah dan jangan kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua Ibu Bapak".
(An Nisa' : 36).
Dalam ayat ini
(berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan
perintah disini menunjukkan kewajiban, khususnya, karena
terletak setelah perintah untuk beribadah dan meng-Esa-kan
(tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya
perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini
(Al Adaabusy Syar'iyyah 1/434).
2.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala (artinya)
:
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya".
(QS. Al
Isra': 23).
Adapun makna ( qadhoo ) = Berkata Ibnu Katsir : yakni,
mewasiatkan. Berkata Al Qurthubiy :
yakni, memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan. Berkata Asy
Syaukaniy: "Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua
orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan dan
beribadah kepada-Nya, ini pemberitahuan tentang betapa besar
haq mereka berdua, sedangkan membantu urusan-urusan
(pekerjaan) mereka, maka ini adalah perkara yang tidak
bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul Qodiir
3/218).
3. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
(artinya) :
"Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu
Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu,
hanya kepada-Ku-lah kembalimu." (QS. Luqman
: 14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan
Allah meridhoi mereka berdua "Tiga ayat dalam Al Qur'an yang
saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang
lainnya, kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah
Subhanahu Wa Ta'ala (artinya)
:
"Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
Ibu Bapakmu", Berkata beliau. "Maka, barangsiapa yang
bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada
kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya)
dengan sebab itu."
(Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi
hal 40).
Berkaitan dengan ini, Rasulullah
Shalallahu'Alaihi Wassallam bersabda (artinya) :
"Keridhaan Rabb (Allah) ada pada
keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada
kemurkaan orang tua"
(Riwayat Tirmidzi dalam Jami'nya
(1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash
Shahiihah No. 516).
4. Hadits Al Mughirah bin
Syu'bah - mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi
Shalallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda(artinya) : "Sesungguhnya Allah
mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur
hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi
meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian
(mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu
(tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak
bermanfaat), dan membuang-buang harta".
(Diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No.
1757).
Keutamaan Birrul
Walidain
Pertama :
Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah
bin Mas'ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya
bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam: Apakah
amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya",
Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam "Berbuat baik kepada kedua orang
tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa
lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Berjihad di jalan Allah".
(Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Kedua : Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab
Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman (artinya) :
"Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga
akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami
terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan
dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah
dijanjikan kepada mereka."
(QS. Al Ahqaf 15-16)
Diriwayatkan oleh ibnu
Umar mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam
dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa
kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi
saya?, Maka bersabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam :
"Apakah Ibumu masih hidup?", berkata dia : tidak. Bersabda
beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam :
"Kalau bibimu masih ada?", dia berkata : "Ya" . Bersabda
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam
: "Berbuat baiklah padanya".
(Diriwayatkan oleh
Tirmidzi didalam Jami'nya dan berkata Al 'Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh.
Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami'ul
Ushul (1/ 406).
Ketiga
: Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
:
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah
meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Celakalah dia,
celakalah dia", Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ditanya
: Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu
'Alaihi Wasallam : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua
orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk
surga".
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya
No. 1758, ringkasan).
Dari Mu'awiyah bin
Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua,
Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu
'Alaihi Wasallam kemudian berkata :
"Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan
saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Apakah kamu masih memiliki
Ibu?". Berkata dia : "Ya". Bersabda
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam
: "Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu
dibawah telapak kakinya".
(Hadits Hasan diriwayatkan
oleh Nasa'i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits
ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No.
1248)
Keempat :
Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaiman
hadits yang terdahulu
"Keridhoan Allah ada pada
keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan
kedua orang tua".
Kelima
: Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata,
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda
:
"Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan
Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung
silaturrahim".
Keenam
: Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
Dalilnya, sebagaimana hadits sebelumnya.
Wallahu a'lam
|