Majdi
As-Sayyid Ibrahim
حدثنا
حفص بن عمر،
ثنا شعبة، ح،
وثنا مسدد، ثنا
يحيى، عن
شعبة، المعنى
عن الحكم، عن
ابن أبي ليلى،
قال مسدد قال:
ثنا عليّ قال:
شكت
فاطمة إلى
النبي -صلى
الله عليه
وسلم- ما تلقى
في يدها من
الرحى فأتي
بسبيٍ، فأتته تسأله
فلم تره،
فأخبرت بذلك
عائشة، فلما
جاء النبي
-صلى الله
عليه وسلم-
أخبرته،
فأتانا وقد
أخذنا
مضاجعنا
فذهبنا لنقوم.
فقال:
"على مكانكما".
فجاء
فقعد بيننا
حتى وجدت برد
قدميه على
صدري فقال:
"ألا أدلكما
على خيرٍ مما
سألتما؟ إذا أخذتما
مضاجعكما
فسبِّحا
ثلاثاً وثلاثين،
واحمدا
ثلاثاً
وثلاثين،
وكبِّرا أربعاً
وثلاثين، فهو
خيرٌ لكما من
خادمٍ".
"Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas
alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang
mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Fathimah bertolak,
namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan
kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba, Aisyah
mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami,
yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau
berkata. 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku
bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata.
'Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang
engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga
puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga
puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu". (Hadits
Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45, Abu Dawud hadits nomor 5062,
At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad 1/96, Al-Baihaqy 7/293)
Wahai Ukhti Muslimah !
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang
suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita
mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari
wasiat ini.
Fathimah
merasa capai karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, berupa
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling. Maka dia
pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta
seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.
Tatkala
Fathimah memasuki rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia tidak
mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah, Ummul Mukminin. Lalu Fathimah
menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan
urusan Fathimah.
Beliau
mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan, memang beliau mempunyai beberapa
orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya. Tetapi tawanan-tawanan ini
akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir,
yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari apa yang diberikan
Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu
keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah setelah meminta
ijin dari keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri,
namun beliau berkata. "Tetaplah engkau di tempatmu". "Telah
dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk meminta. Lalu apakah
keperluanmu?".
Fathimah
menjawab. "Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu telah datang
kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang pembantu untuk
membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini sangat berat
bagiku".
Beliau
berkata. "Mengapa engkau tidak datang meminta yang lebih engkau sukai atau
lebih baik dari hal itu ?". Kemudian beliau memberi isyarat kepada keduanya,
bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir
dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu
akhirnya beliau berkata. "Itu lebih baik bagimu daripada seorang
pembantu".
Ali tidak
melupakan wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini dikatakan Ibnu
Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".
Ali menjawab.
"Tidak pula pada malam perang Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang
antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam.
Kedua belah pihak berada di
Boleh jadi
engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta Fathimah dan
dzikir ?
Hubungan
keduanya sangat jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran yang
benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang yang
melakukannya. Bahkan kadang-kadang dia bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah
dibayangkan. Di antara manfaat dzikir adalah :
Boleh jadi engkau juga bertanya-tanya, ada dzikir-dzikir lain yang
bisa dibaca sebelum tidur selain ini. Lalu mana yang lebih utama ? Pertanyaan
ini dijawab oleh Al-Qady Iyadh : "Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam beberapa dzikir sebelum berangkat tidur, yang bisa
dipilih menurut kondisi, situasi dan orang yang mengucapkannya. Dalam semua
dzikir itu terdapat keutamaan".
Secara umum
wasiat ini mempunyai faidah yang agung dan banyak manfaat serta kebaikannya.
Inilah yang disebutkan oleh sebagian ulama :
Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan
kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada
kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah.
Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya,
bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi keduanya.
Pendapat ini
disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa berlaku jika
beliau mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan dalam pengabaran
di atas bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para tawanan itu untuk
menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak ada sisi pembuktian
dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih utama daripada orang kaya.
Menurut
Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia menjadi
pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena itulah yang
lebih beliau sukai bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau sukai bagi
dirinya, sehingga kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran, dan yang
lebih penting lagi, karena berharap mendapat pahala.
Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang
lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.
Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih mementingkan
akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan untuk itu.
Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.
Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas
para nabi dan walinya.
Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan
menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi
berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia di
antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu
yang diminta.
Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih.
Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir
itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata.
"Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih.
Tetapi hal ini bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan
merasa mendapat madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit,
meskipun rasa letih itu tetap ada".
Begitulah
wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu
berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan
istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau tidak
menirunya ?