NAMA-NAMA DAN SIFAT AHLUS SUNNAH
Oleh
Syaikh Dr
Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani
Bagian Pertama dari Dua Tulisan
[1/2]
[1]. Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti gaya hidup Rasulullah dan para sahabat beliau. Mereka
adalah orang-orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Mereka adalah para sahabat beliau sendiri, para tabi’in, para imam yang
mengikuti petunjuk dan mengikuti kehidupan mereka serta menjauhi perbuatan
bid’ah di mana pun dan kapan pun juga. Mereka akan tetap ada dan selalu
mendapatkan pertolongan dari Allah hingga hari Kiamat.[1]
Mereka disebut
sebagai Ahlus Sunnah karena mereka mengorientasikan diri mereka kepada sunah dan
karena mereka bersatu untuk mengamalkan sunnah itu secara lahir dan batin, dalam
ucapan, perbuatan dan keyakinan [2]
Dari Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu
diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Artinya : Yahudi dahulu terpecah menjadi tujuh puluh satu
golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh puluh golongan masuk Neraka. Nasrani
terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh
puluh satu yang tersisa masuk Neraka. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di
tanganNya : umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan ; satu
golongan masuk Surga dan tujuh puluh dua lainnya masuk Neraka. “ Ada sahabat
yang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Siapa mereka yang masuk Surga itu ?” Beliau
menjawab : “Mereka adalah Al-Jama’ah” [3]
Dalam riwayat lain oleh
At-Tirmidzi dari Abdullah bin Amru diriwayatkan bahwa para sahabat bertanya :
‘Siapakah mereka wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab.
“Artinya : Orang
yang mengikuti jalan hidupku dan para sahabatku” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dalam Sunnan-nya, dalam kitab Al-Iman, bab : Riwayat Tentang Terpecahnya Umat V
: 26, nomor 2641.
[2] Al-Firqatun Najiyah [Golongan Yang
Selamat]
Yakni yang selamat dari Neraka. Karena Nabi mengecualikan
golongan itu ketika menyebutkan seluruh golongan yang ada dengan sabda beliau :
“Seluruhnya masuk Neraka, kecuali satu golongan” yakni yang tidak ikut masuk
Neraka. [4]
[3] Ath-Thaifah Al-Manshurah [Golongan Yang Mendapat
Pertolongan]
Dari Mua’wiyah Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia
menyatakan ; Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Artinya Dikalangan umatku akan tetap ada segolongan kecil yang
terus berpegang pada ajaran Allah ; mereka tidak akan dapat dicelakakan oleh
orang yang berusaha menyakiti mereka dan berusaha menyelisihi mereka, sehingga
datang keputusan Allah sementara mereka masih tetap bertahan pada kebenaran itu
di hadapan manusia” [5]
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu
diriwayatkan yang senada dengan itu [6]. Demikian juga dari Tsauban juga
diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Artinya : Di kalangan umatku akan tetap ada segolongan kecil
yang terus berpegang pada ajaran Allah ; mereka tidak akan dapat dicelakakan
oleh orang yang berusaha menyakiti mereka, sehingga datang keputusan Allah
sementara mereka masih tetap bertahan seperti itu. [7]
Dari Jabir bin
Abdullah Radhiyallahu ‘anhu juga diriwayatkan yang senada dengan itu.
[8]
[4] Orang-Orang Yang Berpegang Teguh Pada Kitabullah Dan Sunnah Rasul
Serta Jalan Hidup Generasi Islam Awal Terdahulu Dari Kalangan Al-Muhajrin Dan
Al-Anshar.
Oleh sebab itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut
mereka dalam hadits : “Orang yang mengikuti jalan hidupku dan para sahabatku”
[9], yakni bahwa mereka adalah orang-orang yang mengikuti kehidupanku (nabi) dan
para sahabatku”
[Disalin dari kitab Nurus Sunnah wa Zhulumatul Bid;ah Fi
Dhauil Kitabi was Sunnah, edisi Indonesia Mengupas Sunnah, Membedah Bid’ah, hal.
13-18 Darul Haq]
_________
Foote Note
[1] Lihat Mabahits Fi Aqidah
Ahlis Sunnah wal Jama’ah oleh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al-Aql hal.
13-14
[2] Lihat Fathu Rabil Bariyah ringkasan dari Al-Hamawiyah oleh
Al-Alamah Muhammad bin Utsaimin hal.10, serta Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyah
oleh Al-Alamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. Hal.10
[3] Dikeluarkan oleh Ibnu
Majah dengan lafazhnya dalam kitab Al-Fitan, bab : terpecahnya umat II : 321,
dengan nomor 3992. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab As-Sunnah, bab Syarah
Sunnah IV : 197, dengan no 4596. Diriwayatkan juga oleh Abu Ashim dalam kitab
As-Sunnah I : 32 dengan nomor 63, dishahihkan oleh Al-Albani dalam shahih Sunan
Abi Dawud II : 364
[4] Lihat Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah tulisan Shalih
bin Fauzan Ali Fauzan, hal. 11
[5] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Al-Manaqib, bab : Muhammad bin
Al-Mutsanna telah menceritakan sebuah hadits kepada kami IV : 225 dengan nomor
2641. Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazhnya dalam kitab bab sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Di kalangan umatku akan tetap ada sekelompok
kecil yang berpegang teguh pada kebenaran ; mereka tidak akan dapat dicelakai
oleh orang yang berusaha mengusik mereka” II : 1524, dengan nomor 1037.
[6]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam
kitab Al-Manaqib, bab : Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan sebuah
hadits kepada kami IV : 225 dengan nomor 2640. Diriwayatkan oleh Muslim dengan
lafazhnya dalam kitab bab sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Di
kalangan umatku akan tetap ada sekelompok kecil yang berpegang teguh pada
kebenaran ; mereka tidak akan dapat dicelakai oleh orang yang berusaha mengusik
mereka..” 1523, dengan nomor 1921.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab
Imarah, bab sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; Di kalangan umatku akan
tetap ada sekelompok kecil yang berpegang teguh pada kebenaran ; mereka tidak
akan dapat dicelakai oleh orang yang berusaha mengusik mereka..” 1523, dengan
nomor 1920.
[8] Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab dan bab yang sama dengan
sebelumnya II : 1523, nomor 1923.
[9] Telah ditakhrij pada foot note
no.5