
BAB 27 Menilai Seseorang Dengan Kecintaan dan Kebenciannya Terhadap
Ahlus Sunnah
239. Dari Ibnul Madiniy ia
berkata bahwa saya mendengar Abdurrahman bin Mahdi berkata
: “Jika kamu lihat seseorang mencintai Ibnu Aun
di kalangan penduduk Bashrah maka percayailah dia. Dan di kalangan
penduduk Kufah, Malik bin Mighwal dan Zaidah bin Qudamah maka jika kamu
lihat orang mencintai mereka harapkanlah kebaikannya. Demikian pula jika
kamu lihat orang mencintai Al Auza’i dan Abu Ishaq Al Fazary di Syam serta
Malik bin Anas di Hijaz.” (Al Lalikai 1/62 no 41) 240. Ibnu Mahdy berkata : “Jika kamu
lihat ada penduduk Syam mencintai Al Auza’i dan Abu Ishaq Al Fazary
harapkanlah kebaikannya.” (Al Jarh wa Ta’dil 1/217) 241. Ia juga berkata : “Jika kamu
lihat ada penduduk Syam mencintai Al Auza’i dan Abu Ishaq Al Fazary maka
ia adalah Ahlus Sunnah.” (Ibid) 242. Dari Ahmad
bin Yunus dari Ats Tsaury ia berkata : “Ujilah
sikap penduduk Mosul terhadap Al Mu’afy bin Imran.” (Tahdzibut Tahdzib
10/180) 243. Imam Al Barbahary berkata
: “Menguji keadaan seseorang di dalam Islam
adalah bid’ah adapun saat ini maka menguji dilakukan dengan Sunnah.”
(Syarhus Sunnah 126 nomor 152 dan Thabaqat Hanabilah 2/38) 244. Dari Ahmad bin Zuhair ia berkata, saya mendengar Ahmad bin
Abdullah bin Yunus berkata : “Ujilah penduduk
Mosul dengan Al Mu’afy bin Imran. Jika mereka mencintainya maka mereka
adalah Ahli Sunnah dan sebaliknya apabila mereka membencinya maka mereka
adalah ahli bid’ah sebagaimana penduduk Kufah juga diuji dengan (sikap
mereka terhadap) Yahya.” (Al Lalikai 1/66 nomor 58)
(Sumber : Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah,
terjemah dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma'tsur, karya Syaikh
Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi. Diterjemahkan oleh Ustadz
Idral Harits, Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewwed. Diambil dari
www.assunnah.cjb.net.)
|