[Manhaj] Mereka Yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah 2/2 - almanhaj.or.id

Mereka Yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah 2/2


Sabtu, 12 Juni 2004 08:50:24 WIB

MEREKA YANG BERJATUHAN DARI DAKWAH SALAFIYAH


Oleh
Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramdhani Al-Jazairi
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]



Saya yakin, bahwa pijakan seseorang akan tertancap dengan kokoh dalam dakwah ini, teguh dan kuat karena beberapa sebab:

Pertama. Ikhlas dalam mengemban dakwah Salafiyah.

Kedua. Tidak mengajak manusia kepada dirinya.

Dan tidak terlintas dalam benaknya, bahwa suatu saat, ia akan menunggangi dakwah ini. Atau dakwah ini akan menanggungnya. Bahkan semestinya dialah yang menanggung beban dakwah ini dan menyampaikannya (hingga tercapai tujuan).

Namun, bagi mereka yang menghendaki agar dakwah salafiyah inilah yang berkhidmat dan menanggung mereka, lalu dicatat dan mereka ditampakkan sebagai tokoh dalam dakwah ini, hanya karena menisbatkan diri kepadanya, maka -saya katakan dengan berterus terang- bahwa, semua itu mengakibatkan mereka dipermalukan oleh Allah Azza wa Jalla. Hal ini tampak jelas .....

Dakwah Salafiyah merupakan sebuah dakwah yang paling jelas, terang benderang dan paling kokoh. Sedangkan dakwah-dakwah yang selainnya memiliki perbedaan yang sangat jelas dalam manhaj-manhajnya. Meskipun bernisbat dalam satu manhaj, namun dalam waktu sangat cepat, nampak dengan jelas perbedaan mereka. Sebagian melaknat sebagian yang lain, dan akan tiba saatnya sebagian akan dihapus oleh sebagian yang lain.

Pada masa era tertentu, mereka menggunakan sebuah metode (cara), kemudian pada era berikutnya menggunakan metode yang lain. Setiap hari mereka melepaskan diri dari “prinsip-prinsip dasar” yang dahulunya menjadi pijakan mereka, serta berwala’ dan memusuhi karenanya.

Adapun dakwah Salafiyah, semenjak Allah menciptakan para pengembannya, dia tetap teguh, kokoh dan istiqomah (berada dalam jalur kebenaran). Maka, segala puji hanya milik Allah.

Yang dijadikan ibroh adalah keteguhan dakwah ini dan prinsip-prinsipnya, serta para syeikhnya (sesepuh) yang terus-menerus meletakkan pokok-pokok dan dasar-dasar baginya serta mentajdid agama ini dengannya.

Dengan demikian, berdasarkan pengalaman kami bahwa penyebab besar jatuhnya mereka dari dakwah ini dan tersingkapnya aib-aib mereka, karena ketidak-ikhlasan mereka dalam mengembannya.

Anda akan mendengar salah seorang diantara mereka berkata, “Bagaimana mungkin sebagian orang bertanya kepada ulama di negeri seberang, sementara saya seorang syeikh Salafiyah di tengah-tengah mereka?!”

Apakah mungkin orang seperti ini dikatakan mukhlis dalam berdakwah?

Yang lebih aneh lagi, perkataan mungkar dan dusta ini diucapkannya pada siang hari bolong. Hal ini menunjukkan, bahwa neraca-neraca (timbangan-timbangan) itu sudah terbalik atas si miskin ini. Jika tidak demikian, tentu tidak akan diucapkannya.

Jika bukan karena mabuk kekuasaan atau ingin menguasai dan memimpin, tentunya tidak akan diucapkannya.

Subhanallah, keinginan untuk memimpin bisa membuat seseorang menjadi mabuk, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim, “keinginan untuk menjadi pemimpin lebih memabukkan daripada mabuk yang diakibatkan oleh gelas-gelas arak.” (Al-Fawaid). Keinginan untuk memimpin adalah musibah besar. Seseorang hendaknya mengetahui tentang hal-hal ‘yang tersembunyi’ dalam dirinya. Jika berupa penyakit, hendaknya segera diatasi. Jika tidak demikian, jiwa itu akan ditimpa sesuatu yang bisa mematikannya dan berbicara sesuatu yang justeru akan membunuhnya. Sementara tidak diketahuinya, bahwa dia sedang membinasakan dirinya sendiri golongan-golongan seperti ini dapat dilihat.

Segolongan yang lain dapat dilihat dari sisi mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasulullah). Bisa jadi memiliki keikhlasan, namun cenderung menganggap ringan dan enteng mengikuti Rasulullah. Padahal sebagimana kalian ketahui, bahwasanya Allah akan memberikan balasan berdasarkan dua pokok yang mulia ini. Yaitu, keikhlasan dan mutaba’ah. Namun, masalah keikhlasan lebih besar.

Oleh sebab itu kami katakanan, “barangsiapa yang dizhalimi oleh orang-orang yang menyampaikan kritikan kepadanya, hendaknya ia mengharap pahala dari Allah.

Hendaknya menyadari, bahwa ia bukanlah orang pertama yang disakiti dan ditimpakan hal-hal yang sama sebagaimana yang telah kalian ketahui. Maka, tidaklah mengherankan. Jika hal-hal yang sama menimpa atas orang-orang selain mereka, dan itu lebih patut terjadi jalan itu satu, jihad pun satu. Allah berfirman.

”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Ankabut : 69).

Maka orang-orang yang disakiti, hendaknya bersabar. Dan mereka yang menyakiti saudara-saudaranya, hendaknya mengingat firman Allah.

”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Al-Ahzab : 58).

Seorang yang manusia yang takut dan khawatir (terhadap adzab Allah-pent), adalah orang yang membaca Al-Qur’an dengan hati yang hidup. Tentunya akan benar- benar takut terhadap nash-nash seperti ini. Adapun seorang yang cahaya takwanya kepada Allah redup, maka cahaya yang ada pada wajahnya akan sirna. Dia hanya mondar-mandir di sekitar urusannya dengan sekehendaknya. Hanya Allah tempat memohon pertolongan.

Adapun orang-orang yang bersalah dan mendzalimi dakwah Salafiyah ini, serta menisbatkan diri mereka kepdanya hanya untuk sebuah kezhaliman dan penipuan, mereka pasti akan dipermalukan dengan terbongkarnya kedok penipuan mereka.

Sementara kelompok ahlul haq harus bersungguh-sungguh melawan mereka. Menjelaskan (kepada ummat) penyimpangan-penyimpangan mereka, demi menjaga dan memelihara agama ini. Hal ini disebabkan kehormatan mereka tidak lebih utama untuk dijaga dan dipelihara dibandingkan dengan kehormatan agama ini. Jika tidak demikian, pasti Allah jualah yang akan mempermalukan merka.


[Sumber : Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun VI/1423H/2002M, Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Ma'had Al-Irsyad Surabaya]
________
Footnote :
[1].Dikeluarkan oleh Majelis “Al-Huda” Al-Jazair. Disadur dari kaset Al-
Mutasaqithuun Fi Thariqid Dakwah (Mereka Yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah). Rangkuman pertemuan yang membicarakan mengenai manhaj, bersama ulama-ulama dakwah Salafiyah
[2]. Diterjemahkan oleh: Tim Penerjemah Ma’had Al Irsyad Surabaya.




Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=811&bagian=0