Message: 8
Date: Wed, 25 Aug 2004 02:00:16 -0700 (PDT)
From: fsms sunnah <fsms_sunnah@yahoo.com>
Subject:
Salafiyah Dan Politik
Salafiyah Dan Politik
Syaikh Salim bin Ied
Al-Hilaly
Silakan klik : http://salafi.or.id/viewartikel.php?pid=18&sc=f0d6dcfcd98000f1e7ff546c5a113bca
Sesungguhnya
salafiyah meniadakan untuk uluran apa saja kepada Hizbiyah Siasiyyah (gerakan
politik) yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dan bukan sebagai wasilah
(perantara), mereka yang berusaha mencapai kekuasaan dengan segala makar,
kelicikan dan tipu daya, serta menjadikan Islam sebagai syiar (simbol). Jika
mereka telah mencapai apa saja yang diinginkan, merekapun berpaling dari jalan
Islam !
Yang demikian itu karena makna
politik didalam benak mereka adalah : “kemampuan
memperdaya dan menipu, dan seni membentuk jawaban-jawaban yang bermuatan
(politis), serta perbuatan-perbuatan yang mempunyai halusinasi, yang diibaratkan
dalam bentuk bejana yang diletakkan didalamnya baik itu warna, rasa dan
baunya.”
Politik seperti ini dalam pandangan salafiyyin (mereka yang
mengikuti pemahaman salafus shalih) serupa dengan kemunafikan ; karena dalam
politik seperti ini ada sikap tidak konsisten pada aqidah, mereka mengotori jiwa
Islam, merusak keimanan, melepaskan ikatan Al-Wala' (loyalitas) dan Al-Bara'
(kebencian), serta menipu kaum muslimin, para dai yang fajir (jahat) tersebut
menjadikan politik sebagai tangga saja, mereka menggembor-gemborkan dakwaan
untuk menolak kedzaliman, menolong kaum muslimin, meringankan bahaya atau
menghilangkan kemungkaran. Dan kami telah melihat kebanyakan
mereka itu berubah dan tidak merubah. Dan orang yang berbuat seperti
cara mereka, tidak akan keluar dengan selamat dari
permainan politik, dan tidak akan kembali dengan kemenangan.
Akan tetapi
hal ini tidak berarti bahwa salafiyah (dakwah yang menyeru kepada Al Qur’an dan
sunnah dengan pemahaman sahabat nabi) tidak memperhatikan urusan kaum muslimin,
tidak memahami keadaan/kondisi mereka, tidak berusaha dengan sunguh-sungguh
memulai kehidupan Islam yang berlandaskan kepada Manhaj Nubuwah (ajaran nabi),
kemudian setelah itu mewujudkan hukum Allah dimuka bumi, agar agama itu
seluruhnya menjadi milik Allah tiada sekutu bagi-Nya, agar tersebar keadilan
dimana-mana. Oleh karena itu salafiyah menjadikan hal diatas sebagai salah satu
dari tujuan-tujuannya, berusaha merealisasikan, beramal untuk mencapainya, serta
mengajak kaum muslimin, khususnya para da’i “salafi” untuk bersatu diatasnya,
agar kalimat mereka satu.
Meskipun demikian, kami melihat sebagian orang
yang masih ingusan, menyangka/menuduh bahwasan dakwah salafiyah pada saat ini
tidak ada politik didalam manhajnya ! dia beralasan bahwa memulai kehidupan Islam bukan dari tujuan
mereka, yang tercantum pada sampul belakang kitab-kitab
mereka.
Sesungguhnya tuduhan ini hanyalah untuk merobohkan dakwah
Salafiyyah, sekalipun ia berusaha mengatakan akan
mendirikannya, semua itu ia lakukan untuk mengelabui teman-temannya. Dibawah ini
ada keterangan yang sepatutnya untuk diketahui :
1. Sesungguhnya memulai
kehidupan Islam diatas Manhaj Nubuwah (ajaran nabi) dan menumbuhkan masyarakat
Rabbani, dan merealisasikan hukum Allah dimuka bumi adalah hal yang ditegaskan
oleh dakwah salafiyah dengan (tiada rasa harap dan takut), karena dakwah
salafiyah akarnya kembali kepada generasi sahabat, dan metodenya adalah
dasar-dasar yang telah ditetapkan oleh ulama Rabbani. Manhaj salafiyah dalam
merubah adalah seperti para sahabat nabi dan ulama, yaitu dengan mengikuti sunnah bukan berbuat bid’ah. Dan manhaj seperti ini bertolak
belakang dengan dakwah-dakwah masa kini yang mendakwahkan telah mendahului dalam
segalanya dan dakwah-dakwah ini bagaikan tunas yang
telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi tidak dapat tegak
sedikitpun.
2. Sesungguhnya tujuan umum yang ditegaskan dakwah salafiyyah
semuanya untuk merubah (kepada yang baik) :
-
Mengembalikan umat kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman sahabat Nabi
, ini adalah merubah kondisi umat.
- Membersihkan kotoran yang masih melekat
pada kehidupan kaum muslimin berupa kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya.
Memperingatkan mereka dari perbuatan bid'ah yang munkar dan pemikiran-pemikiran
batil yang masuk, mensucikan sunnah dari
riwayat-riwayat yang dha’if dan palsu yang mengotori kebersihan Islam dan
menghalangi kemajuan kaum muslimin, ini dalam rangka merubah kondisi umat.
-
Menyeru kaum muslimin untuk mengamalkan hukum-hukum Islam, berhias dengan
keutamaan-keutamaan dan adab-adab agama yang membuahkan ridha Allah didunia dan
akhirat, serta mewujudkan kebahagiaan dan kemuliaan bagi mereka : ini juga dala rangka merubah kondisi umat.
- Dan
sesungguhnya menghidupkan ijtihad yang benar sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah
serta pemahaman sahabat Nabi untuk menghilangkan sikap fanatik madzhab, serta
melenyapkan fanatik golongan agar kaum muslimin kembali bersaudara, dan bersatu
diatas ajaran Allah sebagai saudara, ini juga merubah kondisi umat.
3. Ini
yang pertama, adapun hal lainnya, sesungguhnya tujuan-tujuan itu semuanya untuk
memulai kehidupan Islam akan tetapi diatas manhaj
Nubuwah (metode nabi), dan penyebutan masalah ini pada pembahasan setelahnya
adalah termasuk dalam bab penyebutan hal yang khusus sesudah hal yang
umum.
4. Adapun sesudah itu sesungguhnya salafiyin menempuh manhaj (metode)
perubahan berdasarkan Al-Qur'an yang tidak terdapat kebatilan didalamnya yaitu
firman Allah :
"Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah diri-diri mereka." (Ar-Ra'du
11)
Maka
Allah telah berjanji untuk
mengokohkan (Islam dan kaum muslimin) tapi dengan syarat mereka mau merubah
diri-diri mereka sendiri :
"Jika kalian
menolong Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan
kalian." (Muhammad 7)
Oleh karena itu kami melihat guru kami Syaikh Al-Albani
memuji kata-kata yang masyhur dibawah ini :
"Tegakkanlah daulah Islam dalam jiwa-jiwa kalian niscaya daulah Islam
itu akan tegak dibumi kalian."
Beliau memuji kalimat
tersebut karena sesuai dengan Al Qur’an dalam metode memperbaiki masyarakat
bukan lantaran beliau terpengaruh dengan pencetusnya.
Barangkali
ada orang yang akan berkata : Sesungguhnya metode
“Tasfiyah dan Tarbiyah” (mensucikan dan mendidik) itu tidak jelas, untuk
orang-orang seperti ini telah dikatakan : "Sesungguhnya manhaj ini lebih terang
dari matahari akan tetapi terkadang mata mengingkari cahaya matahari karena
tertutup dengan debu."
Sesungguhnya manhaj ini adalah metode Rasulullah
yang Allah mengutus beliau untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada
cahaya dan melahirkan umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh
kebaikan serta melarang kemungkaran dan beriman kepada Allah
:
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya pada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (As-Sunnah)." (Al-Jumu'ah
2)
Sesungguhnya ini adalah ilmu dan tazkiyah (pensucian) dan kita tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan tasfiyah (pemurnian), dan
sekali-kali tidak akan bisa mewujudkan pensucian melainkan dengan tarbiyah
(mendidik).
Ini adalah pemahaman para pewaris Nabi, umat yang adil, yang mana
Allah menyingkapkan kekaburan dengan mereka dan menghilangkan serta
menghancurkan kezaliman, sebagaimana hal ini disebutkan dalam hadits yang hasan :
"Ilmu ini akan dibawah oleh orang-orang yang
adil, mereka meniadakan penyimpangan orang-orang yangmelampaui batas,
melenyapkan orang-orang yang batil dan orang-orang yang bodoh."
Manhaj salaf
menyelamatkan para pemuda/generasi umat dari jaring-jaring hizbiyyah,
sebagaimana dalam hadits Bukhari dan Muslim
:
"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sesudah Allah memberikan
kepada kalian akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan kematian para ulama hingga
jika tidak tersisa seorang ulama manusia menjadikan pemuka-pemuka mereka
orang-orang yang bodoh lalu mereka ditanya maka mereka berfatwa tanpa ilmu
hingga mereka menyesatkan dan mereka sendiri tersesat."
Dakwah salafiyah tidak mengarahkan untuk bentrok (secara frontal)
dengan para penguasa dan undang-undang karena dakwah ini menginginkan perbaikan
dan bersungguh-sungguh dalam memperbaiki. Karena hukum
dan penguasa bukanlah tujuan menurut dakwah salafiyah tetapi hal itu adalah
wasilah / sarana untuk beribadah kepada Allah semata dan agar agama ini menjadi
milik Allah seluruhnya.
Bentrok dengan penguasa / kudeta dapat
mengakibatkan urusan yang lebih besar, jika tidak percaya maka lihatlah
fakta!
Demikian juga sesungguhnya peraturan Islam harus mempunyai penopang
dan pembela dari rencana busuk musuh-musuh Islam dan para dai yang menghalangi jalannya :
“Dialah yang menguatkanmu
dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang yang beriman.” (Al anfal : 62)
Dan tidaklah kaum muslimin menjadi penopang
para rasul sesudah Allah, melainkan jika mereka terdidik diatas manhaj
Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau (semoga Alla h meridhai mereka)..(contoh) jihad Afghanistan, jihad ini mempunyai pembela dan
penopangnya dari rakyat Afghanistan...akan tetapi kaidah tasfiyah dan tarbiyah
ini terlalaikan dengan perlawanan (terhadap musuh) sebelum tarbiyah, sehingga
tatkala mencapai singgasana kekuasaan bercerai-berailah sesudah sebelumnya kuat,
bermusuhan diantara mereka dan mereka menjadi lemah, dan hilang kekuatan mereka,
runtuh dan hancur, dan para musuh pengintai mereka menunggu
kesempatan....
Jika demikian (kenyataannya) haruslah
dilakukan tashfiyah (pembersihan) dan tarbiyah (pendidikan) diatas manhaj Nabawi
yang bersih yang terlahirkan darinya generasi yang menjadikan Muhammad dan para
sahabatnya sebagai panutan.
Disamping itu sesungguhnya salafyin tidak
mengingkari orang-orang yang melakukan perubahan, akan tetapi mereka mengingkari
metode perubahan, yang tidak bisa “mengenyangkan dan tidak bisa menghilangkan
rasa lapar”, bahkan orang-orang yang tergesa-gesa dan orang-orang yang mengambil
manfaat (dunia) menaiki metode itu untuk mengorbankan para pemuda muslim, mereka
membuat kerusakan yang pada akhirnya mereka berguguran di sarang musuh dengan
sebab ketergesa-gesaan mereka, dan sunnah Allah menimpa mereka sebagaimana yang
dikatakan para ulama :
"Barangsiapa tergesa-gesa sebelum waktunya maka
diharamkan mendapatkannya."
Salafiyyun menolak
metode-metode yang mendukung ahli batil serta menghina kaum muslimin menjadikan
kaum muslimin berpecah-pecah, berkelompok-kelompok (berpartai-partai),
permusuhan diantara mereka sangat sengit. Kemudian
dilecehkannya aqidah serta syariat Islam.
Inilah yang diingkari
salafyyin, dan mereka selalu memperingatkan darinya, pendorong mereka dalam hal
ini seluruhnya adalah firman Allah :
"Aku tidak
bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada petunjuk bagiku melainkan denga pertolongan
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nyalah aku kembali." (Hud : 88)
Dan
Allahlah yang menjanjikan……..
Maraji':
Diterjemahkan dari majalah al-Asholah edisi 18 hal
29