Diambil dari mailing list assunnah@yahoogroups.com
Message: 13
Date: Fri, 13 May 2005 21:51:34 -0700 (PDT)
From: fsms sunnah <fsms_sunnah@yahoo.com>
Subject: MENJAWAB TUDUHAN BATIL TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB
MENJAWAB TUDUHAN BATIL TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB
Oleh : Abul Harits as-Salafy
Sumber :
http://abusalma.blogspot.com/2005/05/menjawab-tuduhan-batil-terhadap-dakwah.html
Pemberitahuan : Jika font arabic tidak muncul, coba klik kanan, klik encoding
dan ganti dengan Unicode
Kedustaan Hizbut Tahrir atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Sudah menjadi adat dan kebiasaan firqoh-firqoh sesat untuk memusuhi dan
memfitnah kepada pembela dakwah yang haq, yang menyeru manusia kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah dan Sunnah rasul-Nya. Abdul Qodim Zallum
rahimahullahu, salah satu tokoh Hizbut Tahrir dengan bangga mengatakan dalam
bukunya yang berjudul Kaifa Hudimat Khilafah (dalam versi Indonesianya berjudul
Konspirasi Barat meruntuhkan Khilafah Islamiyah, hal. 5), sebagai berikut :
Inggris berupaya menyerang negara Islam dari dalam melalui agennya, Abdul Aziz
bin Muhammad bin Saud. Gerakan Wahhabi diorganisasikan untuk mendirikan suatu
kelompok masyarakat di dalam negara Islam yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud
dan dilanjutkan oleh anaknya, Abdul Aziz. Inggris memberi mereka bantuan dana
dan senjata......
Pada halaman selanjutnya dia mengatakan : Telah diketahui dengan pasti bahwa
gerakan Wahhabi ini di provokasi dan didukung oleh Inggris, menginggat keluarga
Saud adalah agen Inggris. Inggris memanfaatkan madzhab Wahhabi, yang merupakan
salah satu madzhab Islam dan pendirinya merupakan salah seorang mujtahid.
Subhanallah ini adalah sebuah kedustaan dan fitnah, serta kezholiman terhadap
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab qoddasallahu ruuhahu yang mana hal ini
tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-orang yang benci terhadap Islam, benci
terhadap Firqotun Najiyah, dan benci akan tersebarnya dakwah salafiyyah yang
sesuai dengan Al-Qur'an dan as-Sunnah. Ingatlah akan firman Allah Taala dalam
surat Al-Isra ayat 36 :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggung jawabannya.
Dan yang paling mengherankan lagi, orang-orang Hizbut Tahrir menolak khabar ahad
/ hadis ahad dalam masalah aqidah, walaupun hadis itu shohih dari Rasulullah
karena hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, dan ketika dalam masalah/perkara
yang sesuai dengan hawa nafsu mereka (Seperti kedustaan mereka atas Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab), dengan penuh keyakinan dan kebanggaan mereka
menerima khabar ahad walaupun itu berasal dari seorang orentalis, sekaligus agen
Inggris yang bernama Mr. Hamver yang juga seorang pendusta. Untuk lebih jelasnya
mengenai siapa Hamver, marilah kita ikuti penjelasan Syaikh Malik Bin Husain
dalam majalah Al-Asholah edisi ke 31 tertanggal 15 Muharram 1422 H, beliau
berkata :
Saya telah meneliti kitab yang beracun dengan judul Mudzakkarat Hamver dan nama
Hamver ini tidak asing lagi. Pertama kali aku membacanya di Majalah Manarul Huda,
sebuah majalah yang diterbitkan oleh Maktabah al-Alaami yang staf redaksinya
dari Jamiyyah Al-Masyaari al-Khairiyyah Al-Islamiyyah pada edisi 28, Ramadhan
1415 H/1995. Majalah ini dikeluarkan oleh Jamaah Al-Ahbasy, sebuah Jamaah
Sufiyyah berpangkalan di Yordania dan selalu memusuhi dakwah salaf dan para
ulamanya, dan mereka mendapat bantuan dana dari orang-orang Yahudi dalam
operasionalnya.
Setelah saya membaca makalah ini, jiwaku terdorong untuk membaca kitab
mudzakkarat mata-mata/intel Inggris ini, hingga aku mengetahui sampai sejauh
mana kebenaran yang dinisbatkan kepada Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah dalam kitab ini. Ketika selesai membaca mudzakkarat ini,
telah jelas bagiku bahwa itu merupakan sebuah dusta dari asalnya, dan Hamver ini
adalah seorang yang asalnya tidak ada, lalu diada-adakan. Maka dari itu saya
ingin menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian tentang hal yang telah saya
dapatkan dari peneletianku terhadap mudzakkarat ini, dalam rangka membela Imam
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dan juga dapat pembelaan terhadap kaum
muslimin dari tikaman orang-orang ahlul bidah. Allah Taala berfirman :
Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu
menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.(QS. Al-Anbiya :
18).
Dan dalam ayat lain Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu
Pada ayat ini ada pelajaran ilmiyah bagi kelompok orang-orang mukmin, yang
menjaga agamanya dan menjaga hubungan persaudaran antar sesama muslim, dengan
mencari kejelasan (tatsabut) terhadap semua berita miring yang dilontarkan untuk
memecah belah barisan kaum muslimin.
Akan senantiasa terus menerus musuh-musuh dakwah (Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah-) berusaha dengan berbagai cara untuk menghancurkan dakwah
ini, yang tidak ada di dalamnya keilmiahan sedikitpun melainkan hanya
kebohongan dan kedustaan, laa haula wala quwwata illa billah. Wahai para
pencari kebenaran, risalah-risalah dan kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah- telah tercetak, diantaranya adalah seperti dibawah ini :
Al-Aqidah satu jilid, Fiqih dua jilid, Mukhtasor Siroh Nabi, kumpulan
fatwa-fatwa satu jilid, tafsir dan Mukhtasor Zaadul Maad satu jilid, Rosail
Sakhshiyaah satu jilid, Kitab Hadits lima jilid, Mulhaq dan Mushonnafat satu
jilid. Jadi kesemuanya 12 jilid yang telah dikumpulkan oleh Lajnah Ilmiyah yang
khusus menangani masalah ini dan berasal dari Jaamiah (Universitas Al-Imam
Muhammad bin Suud Al-Islamiyyah), yang dikumpulkan serta diverifikasi oleh DR.
Abdul Aziz bin Zaid Ar-Ruumi, DR. Muhammad Biltaaji dan DR. Sayyid Hijab, serta
di cetak di Riyadh.
Maka barangsiapa yang ingin mencari kebenaran, hendaknya ia membandingkan ucapan
Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dengan ucapan musuh-musuh beliau.
Karena kitab-kitabnya dan risalah-risalahnya telah tercetak. Kalau ada sesuatu
yang benar dari kitab-kitab dan risalah-risalah beliau kita terima, dan kalau
ada sesuatu yang salah maka kita tolak, dan kita tidak fanatik kepada seseorang
siapapun dia, kecuali Rasulullah yang mana beliau tidak berkata dengan hawa
nafsunya melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya.
Adapun kalau kita bersandar perkataan seorang Nasrani yang kafir yang tidak
dikenal, yang gemar minum minuman keras sampai mabuk, bahkan dia menyebut kalau
dirinya seorang pembohong. Maka keadaan kita persis seperti apa yang digambarkan
oleh syair dibawah ini :
Barangsiapa yang menjadikan seokor burung gagak sebagai dalil (hujjah)
Maka dia (burung gagak) akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing
Bagaimana tidak, padahal yang telah jelas dari risalah-risalah dan
bantahan-bantahan Al-Imam rahimahullah- bahwasanya, di dalamnya ada penafian (penolakan)
terhadap apa-apa yang dikaitkan dengan dakwah beliau yang berupa tuduhan-tuduhan,
dan kedustaan-kedustaaan yang tidak pernah beliau ucapkan, bahkan beliau
mengingkarinya, dan berulang-ulang beliau mengatakan : Hadza buhtanun azhim (ini
adalah suatu kedustaan yang besar).
Semoga Allah merahmati Imam Adz-Dzahabi yang mengatakan : dan Kami belum pernah
menjumpai yang demikian itu dalam kitab-kitabnya. Ketika itu Syaikh Adz-Dzahabi
menceritakan beberapa perkara yang dinukil oleh sebagian mereka yang dengannya
Imam Ath-Thabari menjadi tertuduh.
Dan saya (syaikh Malik) katakan : Sesungguhnya apa-apa yang disebutkan dalam
mudzakkarat Hamver adalah omong kosong belaka, dan perkataan yang tidak
berlandaskan dalil sama sekali. Dan hal ini tidaklah keluar kecuali dari dua
macam manusia :
1. Orang yang bodoh kuadrat, tolol tidak bisa membedakan antara telapak
tangannya dengan sikunya.
2. Orang yang memperturutkan hawa nafsu, ahlul bidah dan musuh dakwah
tauhid.
Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya daging para ulama itu beracun,
barangsiapa yang mencela para ulama maka Allah akan mengujinya sebelum ia mati
dengan kematian hatinya. Kita memohon kepada Allah perlindungan dan keselematan.
Mudzakkarat Hamver pada dasarnya adalah sebuah kebohongan (kedustaan) dan Hamver
adalah seseorang yang sebenarnya tidak ada, lalu diada-adakan.
Setelah saya mempelajari mudzakkrat ini telah jelas bagi saya bahwasanya
mudzakkarat ini adalah hasil dari khayalan seseorang atau sebuah kelompok yang
misinya adalah menjelekkan/menjatuhkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah- dengan kedustaan, kepalsuan. Dan dalil dari perkataan ini sangat
banyak, diantaranya :
1. Dengan mengikuti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat, nampaklah
bagi kita bahwasanya Hamver tatkala bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab, tatkala itu umur beliau kurang lebih masih 10 tahun. Ini adalah hal yang
tidak cocok bahkan bertentangan dengan apa yang ada di mudzakkarat (hlm 30),
bahwasanya Hamver berkenalan dengan seorang pemuda yang sering datang ke sebuah
toko, dan pemuda itu mengetahui tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Faris, dan
bahasa Arab, dan ketika itu ia sedang menuntut ilmu, dan pemuda dikenal dengan
nama Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tatkala itu beliau adalah seorang pemuda
yang antusias dalam menggapai tujuannya.
Dan engkau dapat merinci hal itu dengan dalil :
- Disebutkan di (hlm 13) : Kementrian Penjajah Inggris mengutus Hamver
ke Asana (markas khilafah Islamiyyah) tahun 1710 M/1122 H).
- Disebutkan di (hlm 18) : Bahwasanya dia tinggal di sana selama 2 tahun.
Kemudian kembali ke London sebagaimana perintah, dalam rangka memberikan
ketetapan yang terperinci tentang kondisi di Ibu Kota pemerintahan.
- Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia berada di London selama 6 bulan.
- Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia pergi ke Basrah dan berada di
sana selama 6 bulan. Di Basrah inilah dia (Hamver) bertemu dengan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.
- Jadi kalau dijumlahkan tahunnya maka dapat diketahui bahwa Hamver
ketemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada tahun 1713 M
atau 1125 H dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- lahir pada tahun
1703 M atau 1115 H. jadi waktu ketemu Hamver umur Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah- pada waktu masih sekitar 10 tahun. Dari sini dapat
diketahui kebathilan dan kebohongan Mudzakarat ini.
- Disebutkan di dalam Mudzakarat hlm. 100, bahwa Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H. dan
ini merupakan kebohongan yang nyata, karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun kematian ayahnya yaitu
tahun 1153 H.
- Sesungguhnya sikap pemerintahan Inggris terhadap dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- bukan sikap yang ramah dan bersahabat,
tetapi sikap yang bermusuhan.
- Kita tidak menemukan kitab yang menyebut tentang mudzakarat ini
sebelumnya. Dan musuh-musuh dakwah syaikh yang mubarak ini selalu
menjelek-jelekkan dakwah ini, menisbatkan semua kejelekan kepadanya, dan anehnya
hal ini baru dikeluarkan pada waktu akhir-akhir ini. Hal ini jelas menunjukkan
kebohongan dan kedustaan mereka.
- Hamver adalah seseorang yang tidak diketahui (tidak dikenal), mana
maklumat yang menjelaskan tentang dia (hamver) ? tidak ada!!!, bahkan tidak ada
maklumat dari pemerintah Inggris yang menjelaskan tentang tugasnya hamver ini.
- Orang-orang yang membaca mudzakarat ini pasti tidak menduga kalau yang
menulis ini orang nasrani, karena banyak ibarat/perumpamaan yang menikam agama
Nashrani dan pemerintahan Inggris.
- Dua naskah terjemahan dari mudzakarat ini tidak menyebutkan
tanda-tanda yang jelas mengenai kitab (mudzakarat yang asli), dan ditulis pakai
bahasa apa ? sudah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip? itu semua tidak
jelas.
- Penerjemahnya pun tidak diketahui orangnya, pada naskah yang pertama
tidak disebutkan sama sekali tentang penerjemahnya. Begitu juga pada naskah yang
kedua.
- Pada naskah terjemahan yang kedua dijelaskan tanggal penerjemahannya
yaitu : 25 haziran 1990. Apakah perkara yang sepenting ini dibiarkan begitu saja
? tidak ada yang mengetahui kecuali setelah 199 tahun kematiannya Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.
- Kedua naskah itu sepakat bahwa tanggal 2 Januari 1973 pada akhir dari
mudzakarat itu. Dan apa yang dimaksud dengan tanggal ini saya tidak tahu ?
apakah ini penulisan mudzakarat hamver ini (seperti yang nampak) ? Dan ini
membuktikan kedustaan mudzakarat ini, bahwa wafatnya syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab adalah 179 tahun setelah tanggal yang disebutkan itu.
- Semua yang ada di kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
membantah semua yang ada di muzakkarat ini.
- Sesungguhnya keberadaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwah
beliau sudah merupakan bukti yang cukup kuat untuk membantah apa yang disebutkan
di mudzakkarat.
Sikap Pemerintah Inggris terhadap Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Ketika pemerintah Inggris mulai merasakan dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab yang semakin menguat dan meluas di berbagai daerah yang di duduki oleh
pemerintah Inggris. Seperti yang terjadi di India, terdapat dakwah Syaikh Ahmad
bin Irfan yang terkenal dengan nama Ahmad Barily dan para pengikutnya yang mulai
menguasai India dan menentang dakwah sesat dari Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani
yang di dudung sepenuhnya oleh Inggris dan dan orang-orang yang tidak mengerti
Islam sama sekali kecuali hanya sekedar namanya saja.
Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur'an
dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang
sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini.
Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil
menghancurkan kota Dariyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
dan raja Abdullah bin Suud bin Abdul Aziz.
Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua
Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan
melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dariyyah benar-benar
sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim
Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer
ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang
bernama Biir Ali di dekat kota Madinah.
Dari data-data diatas jelaslah kedengkian Hizbut Tahrir terhadap dakwah tauhid
yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan tidak terbatas pada
beliau saja, tetapi Hizb ini membenci semua ulama yang mendakwahkan tauhid.
Dibawah ini penulis akan menghadirkan beberapa tuduhan bathil Hizbut Tahrir
terhadap para ulama salaf.
Agar pembaca dapat mengetahui dan membandingkan antara tuduhan Hizbut Tahrir dan
fakta yang ada, maka penulis disini sengaja menghadirkan sejarah singkat
syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Attamimi,
beliau lahir di sebuah rumah yang terkenal yang penuh dengan ilmu di kota
Uyainah tahun 1115 H/ 1703 M. kakek beliau Sulaiman bin Ali bin Musyrif adalah
seorang ulama yang terkenal pada zamannya, beliau adalah orang yang dijadikan
rujukan para ulama pada zamannya. Beliau menulis sebuah kitab yang sangat
terkenal dalam masalah Manasik Haji. Begitu juga pamannya syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab, juga seorang ulama ahli fiqih, ayah syaikh Abdul Wahhab bin
Sulaiman seorang Hakim yang juga Ahli fiqh.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang cerdas, hafal Al-Quran
sebelum usia 10 tahun. Belajar Fiqih Hambali pada ayahnya. Syaikh Abdul Wahhab
kagum dengan kecerdasan anaknya dalam menerima pelajaran.
Di samping itu Syaikh Muhammad juga belajar dari beberapa guru di berbagai
daerah, sampai ke Madinah. Setelah memahami ilmu tauhid dari Al-Quran dan Sunnah,
beliau melihat di kotanya Najd banyak terjadi kesyirikan, khurafat, dan bidah
yang merajalela. Beliau menyaksikan para wanita yang belum menikah pergi ke
pohon-pohon kurma yang dikeramatkan dan bertawassul (meminta) kepada pohon-pohon
kurma itu agar mereka diberikan jodohnya pada tahun ini. Di Hijaz beliau melihat
orang-orang mengkeramatkan kuburan para sahabat dan ahlul bait, dan di kota
suci Madinah Al-Munawwaroh yang dulu merupakan pusatnya tauhid, beliau
menyaksikan bagaiman manusia beristigosah dan berdoa kepada kepada Rasulullah,
yang mana hal itu menyelisihi Al-Quran dan Sunnah seperti yang difirmankan Allah
dalam surat Yunus :
Janganlah kalian menyeru kepada selain Allah yang tidak mampu memberi kalian
manfaat tidak pula memberikana bahaya. Jika kalian melakukannya maka
sesungguhnya kalian adalah termasuk orang-orang yang zhalim.
Dan hadits Rasulullah :
Jika kamu meminta maka memintalah hanya kepada Allah dan jika kamu memohon
pertolongan maka mohonlah kepada Allah.
Menyaksikan semua kemungkaran itu, beliau bangkit dan segera memulai dawah
beliau dengan memurnikan ketaatan kepada Allah, memurnikan tauhid masyarakat
Arab yang tercampur dengan Syirik, khurafat, dan bidah. Beliau seakan-akan
membawa agama baru bagi masyarakat Arab pada waktu yang tengah tenggelam dengan
kesyirikan, bidah dan khurafat.
Mulailah terjadi perlawanan dari kelompok-kelompok sesat yang merasa dirugikan
dengan adanya dakwah Syaikh ini, kemudian mereka mencoba mengadakan perlawanan
baik fisik maupun pikiran. Fitnah dan tuduhan keji mulai di arahkan kepada
beliau, dengan menyebut semua yang menyelesihi adat dan kebiasaan mereka disebut
Wahhabi segala sesuatu yang konotasi jelek disebut Wahhabi, namun beliau tetap
berdakwah kepada Allah, memperingatkan manusia dari bahaya yang mereka lakukan,
berusaha mengumpulkan kalimat mereka diatas kebenaran, dan dalam satu
kepemimpinan yang ditegakkan pada mereka perintah Allah, dan mereka berjihad
dijalan Allah, maka beliau bersungguh-sungguh dalam melaksanakan hal ini,
berdakwah kepada Allah, berhubungan dengan para pemimpin, menulis kitab-kitab
tentang tauhid/perintah untuk meng-Esakan Allah, dan melaksanakan syariat, serta
meninggalkan kesyirikan.
Beliau senantiasa bersabar atas yang demikian itu, mengharapkan pahala dari
Allah. Sesudah beliau mempelajari dan memperdalam agama dari para ulama di
negeri itu dan selainnya, beliau berusaha bersungguh-sungguh dalam berdakwah
kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya, mempersatukan umat di kota Huraimala
pada awalnya, lalu di Al Uyainah, lalu berpindah - sesudah beberapa perkara - ke
Dar'iyyah, dan Muhammad bin Suud membaiatnya untuk berjihad di jalan Allah,
untuk menegakkan perintah Allah maka mereka semua adalah orang-orang yang benar
dalam hal ini, saling tolong-menolong, maka merekapun berjihad hingga Allah
memberi kemenangan dan menguatkan mereka. Meka merekapun menyiarkan tauhid,
mengajak manusia kepada kebenaran dan petunjuk dan menerapkan syariat Allah
terhadap hamba-hambaNya.
Disebabkan kejujuran dan istianah (meminta pertolongan) kepada Allah, dan karena
tujuan yang benar Allah menolong dan menguatkan mereka. Dan cerita tentang
mereka itu sudah tidak asing lagi bagi mereka yang memiliki pengetahuan meski
sedikit.
Setelah Muhammad bin Suud, kemudian datanglah Raja Abdul Aziz (sesudah masa yang
penuh dengan kekacauan dan perpecahan), beliau bersungguh-sungguh dalam
memperbaiki keadaan umat ini sambil memohon pertolongan kepada Allah, kemudian
meminta bantuan para ulama, maka Allah pun menolong dan menguatkannya, serta
mempersatukan kalimat kaum muslimin Jazirah ini. Di atas Syariat dan di
jalan-Nya, sehingga tegak dan bersatu jazirah ini dari penjuru utara hingga
selatan, timur hingga barat di atas kebenaran dan petunjuk, dengan sebab
kejujuran, jihad, dan menegakkan kalimat Allah.
Dalam menyingkapi fitnah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan agar
pembaca bisa menilai dengan adil, maka marilah sejenak kita simak perkataan
Syaikh Muqbil bin Hadi -rahimahullah-:
Maka jika kita melihat ketika diutusnya Nabi kita Muhammad r dan melihat
perbuatan (jahat) orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam kepada Nabi kita
Muhammad r, lalu kita menyaksikan akhir kesudahan yang baik itu adalah bagi
orang bertakwa. Dan demikianlah sesudah Nabi kita Muhammad r hingga zaman kita
ini yang dianggap sebagai zaman fitnah, fitnah yang bermacam-macam yang tidak
akan mengetahui banyaknya fitnah itu melainkan Allah U.
Dalam zaman ini yang tercampur padanya kesyirikan dan hal-hal jelek bagi kaum
muslimin, terdapat kebangkitan yang diberkahi yang mana keutamaan dan karunia
ini adalah karena Allah. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki
jalannya. Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan
yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan dan nama untuk
memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan yang diberkahi ini, dan kesadaran
yang diberkahi.
Dan kami berbicara insya Allah- tentang satu julukan, walaupun (segala puji bagi
Allah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi
ini termasuk dari (melaksanakan) bab : "Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan
kepada orang yang tidak tahu". Karena sesungguhnya Nabi r bersabda :
"Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir".
Dan beliau r bersabda :
"Semoga Allah memperindah yang mendengar perkataanku, lalu menyapa, menghafal
dan menyampaikannya"
Itulah kata buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai
ba'ats, pengikut pemahaman Jamal Abdul Nasir, orang-orang Syi'ah, orang-orang
Sufi ahli bid'ah, mereka menyebarkannya dilingkungan masyarakat kita untuk
menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah, kata-kata itu adalah kata "Wahabiyyah",
maka barangsiapa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah, mereka menjauhkan
manusia darinya dan memberikan julukan itu agar manusia lari darinya.
Dan sepatutnya diketahui, bahwasannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah
termasuk ulama yang hidup pada abad ke-12 Hijriyah, beliau seorang ulama yang
bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang buat "Taklid" (mengikuti
tanpa dasar) tentulah kita akan "Taklid" kepada ulama Yaman kita yaitu Muhammad
bin Ismail Al-Amiir Ash-Shan'ani beliau hidup sezaman dengan syaikh Muhammad bin
Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim daripada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,
akan tetapi syaikh Muhammad bin Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah
dengan kekuasaan dan tersebarlah ilmunya. Dan Muhammad bin Ismail Al-Amiir yang
hasil karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia. Kaum muslimin mendapat
manfaat dari kitab-kitabnya, walaupun orang-orang Yaman menghancurkan beliau dan
mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan'a (Yaman)
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi
dengannya dari sunnah Rasulullah, wajib bagi kalian untuk berhati-hati dari
perkaranya dan kalian hendaknya melihat apa maknanya.
Kata itu (Wahabiyyah) adalah dinisbatkan kepada seorang ulama dan bukanlah
dinisbatkan kepada "Marx" dan bukan pula dinisbatkan kepada "Lenin" dan bukan
pula dinisbatkan kepada "Amerika" dan bukan pula dinisbatkan kepada "Rusia" dan
bukan juga dinisbatkan kepada "Para pemimpin musuh-musuh Islam" dan kami tidak
memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan
kepada Nabi kita Muhammad r.
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini. Nabi
Sulaiman u ketika burung Hud-hud mengabarinya apa yang dilakukan oleh Ratu Saba'
dan kaumnya :
Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: "Di manakah
sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi
dan orang-orang mu'min)?" Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu): "Sesungguhnya
kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir". (An-Nahl 27)
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (Al-Hujurat 6)
Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli Agama di "Dammaj"
(tempat Syaikh Muqbil bermukim) karena sesungguhnya dakwah mereka (Segala Puji
bagi Allah) diterima oleh penduduk Yaman, akan tetapi permasalahannya adalah
propaganda ini telah melanda negeri Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Syam, Iraq dan
seluruh negeri-negeri Islam. Barangsiapa berpegang teguh kepada Agama, mereka
berkata : "Itu adalah Wahabi".
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia
dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya. (Al-Maidah2)
Dan Nabi Muhammad r bersabda sebagaimana dalam shahih muslim,
"Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya,
menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau
menunjuk)
Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang kepada
saudara-saudara mereka secara umum dari berburuk sangka kepada saudara-saudara
kita para dai yang menyeru ke jalan Allah Azza wajalla dan hendaknya mereka
tidak mengganggu saudara-saudara mereka para dai di jalan Allah, karena Allah
berfirman dalam Al Quran :
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin dan muminat tanpa kesalahan
yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa
yang nyata. (Al Ahzab : 58)
Dan Perkaranya adalah sebagaimana pepatah :
Lempar Batu Sembunyi Tangan
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut
partai baats, ..........berbeda dengan ahli sunnah wal jamaah dan para dai yang
menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :
Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya
kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya i a telah berbuat suatu
kebohongan yang nyata. (An Nisa : 112)
Dan aku katakan kepada saudara-saudara para dai yang menyeru kepada Allah di
seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan lengan
(dalam berdakwah), dan hendaknya mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah),
bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula lantaran ingin
mendapatkan sedikit kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal
kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah,
berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan dan
sedikit kehidupan dunia ini.
Dan siapakah yang lebih baik perkaataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang
yang berserah diri. (Fushilat :33)
Ya, Allah berfirman :
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu
menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak
mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An Nisa
:104)
Kalian mempunyai Al Quran dan sunnah Rasulullah r, sedangkan musuh-musuh kalian
dari kalangan kaum komunis, pengikut partai baats, pengikut pemahaman Nasirin,
syiah, Sufiyyah, propaganda mereka dibangun diatas kedustaan, kebohongan,
pengkhianatan. Sedangkan para dai yang menyeru kepada Allah tidak ada yang
menolong mereka melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah
berfirman dalam Al Quran untuk mengokohkan hamba-hamba-Nya yang beriman :
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir)
itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (Ali Imran : 139-140)
Dan Allah juga berfirman :
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah
(pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala)
amal-amalmu. (Muhammad : 35)
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah untuk pemberontakan dan
penggulingan, karen dakwah seperti ini lebih banyak kerusakandaripada
kebaikannya, dakwah itu adalah mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Quran
dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah r.
Allah berfirman :
"Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap.
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (Al Isra : 81)
Dalam ayat yang diberkahi ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya
kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah berfirman
:
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan
dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau
alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang
sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada
manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan. (Ar Radu : 17)
Maka kami memuji kepada Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan
juga penduduk Najd di Al Haramain, dan di Mesir, sungguh banyak diantara mereka
menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang
mana proopaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama
Islam. Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shanani -rahimahullah- berkata tentang
diri syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :
Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab)
Yang telah mengembalikan syariat Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi maka beliau bersamaku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan
keramat yang membuat manusia sesat
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa yaghuts, wad dan ini
sejelek-jeleknya
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang
meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap
dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka.
Maka wajib bagi para dai yang menyeru kepada Allah untuk menetapkan kebenaran,
dan sungguh kami telah mengatakan dalam beberapa pelajaran maupun khutbah
bahwasannya propaganda itu adalah kedustaan untuk menyandarkan diri kita kepada
syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, sesungguhnya kami tidak ridha untuk
dinisbatkan melainkan kami hanya ridha kami dinisbatkan kepada Rasulullah r yang
memberi syafaat kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami
dengan perantaraan beliau r dari kegelapan kepada cahaya. Propaganda-propaganda
itu akan hilang sebagaimana pernah dijuluki As-Shabi artinya orang yang keluar
dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain. Adapun kita
tidaklah keluar dari agama kita berganti dengan agama lainnya kita tidak
mengkafirkan bapak-bapak kita, kakek-kakek kita, sebagaimana persangkaan mereka
! dan kita tidaklah mengkafirkan para wali dan tidaklah membenci ahlul bait (keluarga
Nabi), dan kita telah membicarakan tentang
keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah. Dan kita tidak
membenci orang-orang shalih dan kita tidak mengkafirkan masyarakat kita, dan
kita tidak memperbolehkan untuk keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka
hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang tidak
hadir, dan sesudah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab bagi
tersebarnya sunnah Rasulullah r, Allah berfirman dalam Al-Quran :
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia
adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di
waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu'minin dan mu'minat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: Ini
adalah suatu berita bohong yang nyata." (An-Nur 11-12)
Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : Itu orang Wahabi, maka ketahuilah
bahwa ia termasuk dari salah seorang dari dua orang ini :
4 Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.
4 Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para dai yang menyeru kepada Allah,
Allah berfirman dalam Al-Quran:
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui." (An-Nur
19)
Allah telah menamai kita sejak zaman dahulu sebagai seorang muslim dan kita umat
Muhammad r tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk
menisbatkan diri kami kepada Syafii atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selain
ini. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung yang menganggap jahat orang
yang menisbatkan dirinya kepada mereka.
Saya menasehatkan kepada setiap saudara seagama untuk membaca kitab beliau
rahimahullahu yaitu Kitabut Tauhid niscaya kalian akan melihat ayat-ayat Al-Quran
dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya
ada hadits-hadits yang dhaif, namun tidaklah memberi mudharat.
Sungguh saya telah menerangkan dalam kitab An-Nahju Asy-Syadidu , lihatlah
disana
Janganlah kalian menjadi bunglon tapi hendaklah kalian mengatakan jika manusia
berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka
kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika
manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat
maka janganlah kalian berbuat jahat. Wallahumustaan.
Itulah pendapat Syaikh Muqbil terhadap orang-orang yang menisbatkan sesuatu yang
jelek kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan memberinya julukan Wahabi.
Seorang ulama yang lain berkata :
Pada masa lalu Imam Syafii dituduh sebagai seorang rafidhi (pengikut syiah
rafidah), dan beliau (Imam Syafii) menjawab :
Jika orang yang cinta kepada Muhammad itu disebut Rafidhah
Maka saksikanlah wahai manusia bahwa saya Rafidhi
Jika orang yang mengikuti Nabi Muhammad disebut Wahhabi
Maka saya mengikrarkan bahwa diri saya adalah seorang Wahhabi.
Footnote :
2. Demikian pula apa yang dimuntahkan oleh al-Mudzabdzab al-Hizbi dan Abu
Rifa al-Buali (pembual) ash-Shufi al-Bidi yang jahil murokkab. Insya Allah akan
saya berikan bantahan khusus terhadap syubuhat kedua orang bodoh ini. (Abu Salma)
3. Abu Salma : Ahbasy ini adalah jamaah takfiri yang sangat sesat dan
menyesatkan, Syaikh Abdurrahman bin Said ad-Dimasyqiyah memiliki bantahan yang
cukup tebal terhadap kesesatan al-Ahbasy ini yang berjulul Mausuat Ahlis Sunnah
4. Ini sama dengan dimuat di majalah Manarul Huda; milik kelompok Al-Habasyiyah
Al-Haruriyyah, (kelompok sufi exterm yang memusuhi dakwah syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab) edisi 28, bulan Ramadhan 1415 H./1995 M. hal. 62, dikatakan
sebagai berikut : Dan Pada tahun 1125 H/1713 M mata-mata Inggris Hamver bekerja
sama dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menghapus/melenyapkan Islam. Dan
syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarkan kebohongan-kebohongan yang
diperintahkan oleh mata-mata/intel Inggris dengan nama Wahabiyyah.
5. Lihat kitab dengan judul : Unwanul Majd fi Tarikhil Najd, yang ditulis
oleh Utsman bin Basyar, 1/29.
6. Masud An-Nadwi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslih Madhlum wa muftara
alaihi, Mamlakah Arabiah : Kementrian urusan Wakaf dan Dakwah, 1999), hal. 146.
7. Masud An-Nadawi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslihun madhlumun wa
muftara alaihi, (Kementrian Wakaf dan Dawah KSA : Mekkah, 1420/2000), h.37-39.
8. Muhammad bin Jamil Zainu, Manhaj Firqotun Najiyah,h. 48-49.
9. Abdul Aziz bin Baz, Asbab dhofil Muslimina amama aduwwihim wa wasail
ilaj lidalika, Majalah Adz-Dzakhirah Al-Islamiyyah, Surabaya, Edisi 10, 1425
H/2004.
Sumber :
www.abusalma.cjb.netgeovisit();