Message: 11
   Date: Thu, 20 May 2004 15:00:58 +0700
   From: "abdul wahid" <wahid.kurniawan@tpkkoja.co.id>
Subject: Salafiyyah Menang Dengan Izin Allah

" Salafiyyah Menang Dengan Izin Allah "


--------------------------------------------------------------------------------


    Sesungguhnya menisbatkan (menyandarkan) pada salafus shalih adalah kemuliaan dan kebanggaan bagi setiap orang yang mengimani Allah sebagai Rabb, mengimani Islam sebagai agama, mengimani Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam sebagai nabi dan rasul.

    Dan berdasarkan hal ini, bagi seseorang yang mengetahui bahwasannya salafus shalih adalah para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam yang mana Allah meridhai mereka dan mereka ridha kepada Allah; mereka adalah generasi yang patut dicontoh, yang dididik oleh Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam, mereka berada di atas kita dalam segala kebaikan, dan kita adalah generasi yang mengikuti mereka, jalan mereka adalah jalan Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam, sebagaimana firman Allah:

"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
 dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min,
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An Nisa : 115)

    Jelaslah ayat di atas bahwa mengikuti jalan orang-orang yang beriman (yaitu para sahabat radhiyallahu 'anhum) adalah wajib; karena berpaling dari jalan orang-orang yang beriman (yaitu para sahabat radhiyallahu 'anhum) adalah sebab kesesatan di dunia dan kebinasaan di akhirat:

"Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An Nisa : 115)

    Maknanya: Allah tidah akan memperdulikannya dalam keadaan bagaimana ia akan binasa, sehingga menjadilah ia disambar syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia, dan di akhirat akibatnya adalah kejelekan, dan kembalinya adalah siksa yang pedih; karena ia tidak mengikuti Abu Bakar dan Umar bin Khattab (Semoga Allah meridhai mereka berdua).
 
   Dan sesungguhnya dari tanda-tanda yang nampak pada ahli sunnah adalah kecintaan dan keridhaan mereka pada sahabat nabi, dan membenci orang-orang yang membenci sahabat nabi, dan berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh syi'ah rafidhah yang keji, di mana mereka mencela dan melaknat dan berlepas diri dari para sahabat nabi, dan menjadikan perbuatan keji itu sebagai amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah -mereka menyangka dan berdusta- !!!

    Berdasarkan hal ini; barang siapa berkata: saya bukan salafi, jika ia mengetahui hakekat apa yang dikatakannya -sesuai dengan penjelasan tentang makna salaf di atas- maka sesungguhnya ia telah memperbodoh dirinya sendiri; karena para sahabat nabi Shallallahu 'Alahi wa Sallam berada di atas millah (agama) Ibrahim 'Alahi Sallam dan millah Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam, Allah berfirman:

"Dan tidak ada yang membenci kepada agama Ibrahim,
melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri". (Al Baqarah : 130)

    Dan mereka yang berlepas diri dan memerangi salafiyyah sungguh telah menggolongkan diri mereka sendiri pada kelompok syaitan, karena salafiyyah  adalah merealisasikan pengamalan kehidupan orang-orang yang berada di atas jalan yang lurus -yang mana Allah telah memberikan kenikmatan kepada mereka  baik masa lalu maupun sekarang (dan yang akan datang)- , Allah berfirman tentang mereka:

" Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.
Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (An Nisa :69)

    Barangsiapa yang menyelisihi mereka maka sungguh ia enggan untuk masuk surga dan ia enggan kecuali menjadi orang yang mengikuti jalan-jalan kebinasaan, sekalipun jumlah mereka banyak, sungguh kebenaran itu tidak dilihat dari jumlah banyaknya, Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam bersabda:

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah berpecah belah menjadi 72 kelompok dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 kelompok, semuanya masuk neraka
kecuali satu kelompok, para sahabat bertanya: siapa kelompok yang selamat itu
wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Mereka adalah Al Jama'ah".
(Shahih Sunan Tirmidzi no: 2640-2641)
 
Dan dalam suatu riwayat:

"Mereka adalah orang-orang yang seperti aku dan para sahabatku pada hari ini."
(Shahih Sunan Tirmidzi no: 2641)

    Maka barangsiapa mencari keselamatan dan petunjuk, sedangkan ia enggan untuk menempuh metode yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam dan para sahabat beliau maka sesungguhnya akan tertimpa ancaman ayat yang telah lalu:

"Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan
Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An Nisa : 115)

Dan ancaman Rasulullah Shallallahu 'Alahi wa Sallam:

"Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan", ditanya kepada nabi:
"Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Barangsiapa mentaatiku
ia akan masuk surga, barangsiapa mendurhakaiku maka berarti ia enggan".
(Shahih Bukhari 7280)

    Dan dakwah salafiyyah yang diberkahi ini -segala puji bagi Allah- berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan hal ini secara amal perbuatan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan (dakwah ini mendapat rintangan yang banyak) dari musuh-musuhnya dengan mencegah dakwah salaf ini menyampaikan risalahnya, dan dibuatlah tuduhan dengan hal-hal yang dakwah salaf berlepas diri dari hal itu -baik secara global maupun secara rinci- bahkan mereka menghasut para penguasa dibanyak sebagian negara, untuk memusuhi dakwah salafiyyah.
   
Inilah kebinasaan ahli bid'ah semenjak zaman lampau, dan tidak selamat darinya seorangpun sekalipun para nabi, sahabat nabi, para imam dan rabbaniyyun.

    Maka tuduhan terhadap -misalnya- bahwa dakwah salaf adalah harokah (gerakan) -dengan makna bahwa dakwa salaf adalah hizbi (golongan)- adalah merupakan kedhaliman dan perbuatan jahat terhadap dakwah salafiyyah, karena dakwah salaf memerangi hizbiyyah maqiitah (hizbiyyah yang dibenci) yang memecah belah umat. Sebagaimana juga dakwah salafiyyah sebelumnya memerangi madzhabiyyah (fanatik kepada madzhab).
  
    Ungkapan ini (bahwa salaf adalah harokah dan hizbi) bukanlah istilah dakwah salafiyyah, dan tidak didapati melainkan pada pikiran-pikiran hizbiyyin dan orang-orang bukan dari kalangan salafiyyin yang menyangka bahwa dakwah salafus shalilh adalah gerakan hizbiyyah sebagaimana gerakan-gerakan yang didirikan para pemimpin-pemimpin hizbiyyah dan jama'ah-jama'ah.

    Tidakkah mereka mengetahui, bahwa dakwah salaf adalah dakwah Muhammad Shallallahu 'Alahi wa Sallam dan para sahabat-sahabatnya, dan bahwasanya gerakan dakwah salaf -jika memang benar pensifatan ini !- tegak berdiri di atas dakwah kepada Allah  dengan ilmu, hikmah dan nasehat yang baik -mengumpulkan, menyatukan kalimat kaum muslimin di atas kalimat tauhid- tanpa hizbiyyah (fanatik kepada kelompok) yang dibenci atau bid'ah-bid'ah yang dibuat-buat, tetapi justru tolong-menolong sesuai dengan syariat yang tegak di atas dalil.

    Dakwah salafiyyah yang diberkahi ini adalah dakwah paling jauh dari melakukan benturan dengan penguasa kaum muslimin -walaupun mereka (penguasa kaum muslimin) berbuat aniaya dan kedzaliman- ; tetapi justru dakwah salafiyyah menasehati mereka, berlaku lembut dan mendoakan kebaikan kepada mereka; sebagaimana perkataan Imam Al Fudhail bin Iyadh (semoga Allah merahmati beliau) dan imam-imam lainnya:

"Kalaulah saya mempunyai doa yang mustajab (dikabulkan Allah)
tentulah aku pergunakan untuk mendoakan penguasa;
Karena dengan baiknya penguasa berarti umat menjadi baik."

    Maka para salafiyyun (pengikut salafus shalih) yang benar-benar salafi. Dan bukannya salafi yang hanya pengakuan semata, tidaklah mengobarkan dan membangkitkan masyarakat awam untuk berbuat jahat kepada penguasa-penguasa mereka agar mereka bisa mencapai suatu tujuan yang tertentu !!!  karena keamanan, kedamaian dan keimanan adalah salah satu pokok dari pokok-pokok dakwah mereka.

    Kebanyakan manusia -dan kenyataan menyaksikan hal ini- melakukan kekerasan, mengobarkan dan membangkitkan kegoncangan politik yang merusak negri dan penduduknya, padahal para penguasalah yang paling berhak mendapatkan penghormatan, dan bukannya dilawan dan didesak, (Allah-lah yang dimintai perlindungan).

Allah berfirman:
"Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka
tidak seorangpun yang memuliakannya." (Al Haj: 18)

Dan Allah berfirman:

"Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu." (As Syarhu : 4)

Dan adalah doa nabi Shallallahu 'Alahi wa Sallam:

"Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau tolong,
dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi..."

    Adapun sebagian manusia yang mereka itu mengenakan pakaian salafiyyah, mereka berhias dengan hiasan para dai salafiyyah, menampakkan kepada manusia bahwa mereka itu termasuk bagian dari salafiyyah, dan salafiyyah adalah bagian dari mereka, mereka itu -pada saat itu juga- menyelisihi dan menikam ulam salafiyyah, mengejek manhaj para ulama salaf, terlebih lagi tikaman dan ejekan mereka kepada duat dan pembawa dakwah salafiyyah.

    Maka bagaiman dapat bertemu dakwaan yang dusta ini dengan keadaan yang terbalik ini ?!

" Maha suci Engkau ya Allah, ini adalah kedustaan yang nyata."

"Dan Allah benar-benar akan menolong orang yang menolong agama-Nya, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al Haj : 40)


--------------------------------------------------------------------------------


Diketik ulang dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 09/Th.II/2004/1424H Hal. 7-9