Kapan Seseorang Menyalahi Paham Salaf Dan Dikatakan Bukan Salafi ? Bagaimana Membantah Ahli Bid'ah?
Kategori Aktual
Minggu, 10 Juli 2005
07:10:40 WIB
KAPAN SESEORANG MENYALAHI PAHAM SALAF DAN DIKATAKAN BUKAN
SALAFI ? DAN BAGAIMANA METODE MEMBANTAH AHLI BID’AH ?
Oleh
Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr
Pertanyaan
Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr ditanya : Kapan seseorang dikatakan
menyelisihi paham salaf, dengan kata lain kapan dia dikatakan bukan seorang
salafi ? dan bolehkah kita katakan bahwa si fulan salafi aqidahnya tetapi
ikhwani manhajnya?
Jawaban
Bukanlah tiap orang berhak -baik seorang alim ataupun penuntut ilmu- untuk
mengeluarkan ataupun memasukkan seseorang kedalam salafiyyah. Karena salafiyyah
bukanah perusahaan, yayasan sosial, ataupun partai politik. Salafiyyah adalah
Islam itu sendiri.Tidak seorangpun dapat mengeluarkan seseorang dari dalam
Islam, sebab seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan kekafiran
ataupun mengingkari sesuatu perkara prinsip yang telah diketahui secara pasti
dalam agama. Seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan beberapa
persyaratan yang telah disebutkan ulama.
Ungkapan yang diperbolehkan sebatas: " si fulan telah menyelisihi manhaj salaf,
sifulan telah meyelisihi aqidah, menyelisihi apa-apa yang diperbuat salaf" hal
ini kita nyatakan jika dia keliru dalam pemahaman salaf atau menjauhi kebenaran
salaf.dalam masalah-masalah ataupun kaedah-kaedah tertentu .
Adapun orang orang yang mencampur adukkan berbagai macam pola, dia menyatakan
rela dengan aqidah salaf tetapi tidak dengan manhaj salaf, maka hal ini tidak
pernah didapati dalam manhaj para salaf. Sebab seseorang harus menjadi seorang
salaf yang tulen sejak dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya.
Seorang yang mengaku salaf harus mengambil agama ini secara keseluruhannya. Dia
harus rela dengan aqidah salaf dan manhaj salaf, berakhlak layaknya akhlak salaf,
beramal sebagaimana yang diamalkan salaf. Inilah dia seorang salafi. Sebab Allah
Subhanahu wa ta'ala mengatakan:" Hai orang-orang beriman masuklah kalian kedalam
Islam secara keseluruahan". Kami tidak pernah tahu ada seseorang salafi yang
rela atau mengakui kebenaran aqidah salaf sementara dia mengambil pemikiran
hizbiyyah. Melihat dengan kaca mata hizbiyyah, dan tidak mendekat kecuali kepada
hizbnya, loyalnya dan cintanya hanya pada hizb-nya , dia tidak akan tenang jika
yang datang kepadanya bukan dari kelompoknya, sekalipun orang yang paling alim,
paling benar dan paling tunduk mengikuti sunnah Nabi dan petunjuk para
sahabatnya.
Sifat talfiq (memilih-milih mana yang dia suka berdasarkah hawa nafsu-pent)
ataupun ganti-ganti warna ini, sangat bertentangan sekali dengan manhaj
salaf.Ketika anda mengatakan "manhaj salaf" maka sebenarnya manhaj ini adalah
manhaj yang sempurna yang masuk didalam cakupannya aqidah, negara, muamalah dan
segala sesuatu yang menyangkut Islam baik hukum-hukumnya dan kaedah-kaedahnya.
Tetapi kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala semata , dan yang
maksum hanyalah Rasulullah seorang, dengan demikian kita jangan mengganggap
bahwa seseorang salafi itu dapat steril dari berbagai kekurangan dan aib, atau
steril dari segala ketergelinciran dan kekeliruan. Namun pasti sangat jelas beda
seseorang yang keliru karena salah dalam memahami sesuatu masalah dengan
seseorang yang dengan sengaja membangun mazhabnya dengan hal-hal yang
bertentangan dengan paham salaf ; mencurahkan energi dan daya pikirya untuk
membela dan mempertahankan ideologinya itu ; memberikan wala dan baro
berdasarkan itu. wabillahi at-taufik.
BAGAIMANA METODE MEMBANTAH AHLI BID'AH
Pertanyaan.
Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr ditanya : Bagaimana metode yang digunakan
untuk membantah ahli bid'ah?
Jawaban
Apabila ahli bid'ah tersebut seorang tokoh ternama yang dikenal selalu
menyebarkan bid'ahnya kepada khalayak ramai, maka dia harus dibantah didepan
khalayak ramai pula dan di-tahzir agar orang-orang menjauhinya.
Sebaliknya jika dia orang biasa yang tidak dikenal dikhalayak ramai dan
bid'ahnya hanya pada masalah-masalah yang kecil maka jangan dibantah didepan
khalayak ramai dan disebarluaskan. Sebab ini merupakan salah satu metode yang
ditempuh ahli bid'ah agar dapat dikenal dan masyhur.
Yaitu seorang ahli bidah yang tidak terkenal membuat bantahan terhadap
salafiyyin pada satu masalah, kemudian dibantah kembali oleh salafiyyun dan
tullabul-ilmi dengan menyebarkannya kepada orang banyak. Hal seperti ini membuat
nama ahli bi'ah tersebut masyhur dan dikenal.
Tetapi perlu diperhatikan juga dalam membantahnya haruslah dengan dalil, hujjah
dan dalil aqliyyah maupun naqliyyah.
[Seri Soal Jawab DaurAh Syar'iyah Surabaya 17-21 Maret 2002. Dengan Masyayaikh
Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin Al-Albani Hafidzahumullahu diterjemahkan
oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc]
Sumber :
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1481&bagian=0