Kamis, 22 April 2004 09:07:31
WIB Kategori : Al-Qur'an Dimuat oleh : admin
KAMI MEWASIATKAN
KEPADA SETIAP ORANG (MUSLIM) AGAR MENDIDIK ANAK-ANAKNYA UNTUK MENGHAFAL
AL-QUR’AN
Oleh Syaikh Abdullah bin
Abdurrahman Al-Jibrin
Pertanyaan. Syaikh Abdullah bin
Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Sebagaimana yang
anda ketahui bahwa Al-Qur’an Al-Karim itu mempunyai peranan penting yang
tampak jelas dalam perilaku keluarga muslim dan masyarakat. Apakah Anda
mempunyai saran dalam hal yang penuh berkah ini, terutama dikarenakan kaum
muslimin tidak mempunyai keinginan untuk memasukkan anak-anaknya ke dalam
halaqah jama’ah tahfizh Al-Qur’an.?
Jawaban. Sungguh engkau
sangat bagus wahai penanya dan tidak ada tambahan lagi atas apa yang telah
engkau sebutkan.
Tidak ragu lagi bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah,
dan hanya membacanya karena Allah bisa mendapatkan pahala, sehingga Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa
membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka dia mendapat satu kebaikan,
sedangkan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat, saya tidak
mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif satu huruf, Lam satu
huruf, dan Mim satu huruf” [Hadits dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dari
Abdullah Ibn Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu no. 2910 Kitab Fadhail Al-Qur’an,
bab: 16. Imam At-Tirmidzi berkata : Ini hadits
hasan shahih, hadits ini dishahihkan juga oleh Al-Albani, lihat Shahih
Al-Jami 5/340]
Jika halnya seperti ini maka seharusnya setiap
muslim itu memperhatikan Al-Qur’an, memperhatikan membacanya, tajwidnya
dan selalu sering membacanya agar dia termasuk dalam golongan orang-orang
yang membaca Al-Qur’an dengan sebenar-benarnya, seyogyanya menetapkan
jadwal harian untuk membacanya, sehingga tidak ada hari yang berlalu tanpa
membaca Al-Qur’an.
Bila dia mempunyai waktu khusus seperti ba’da
shalat Shubuh dan ba’da shalat Maghrib, dia mengambil mushaf dan terus
membacanya –bila tidak hafal- dia membaca apa yang mudah baginya setiap
hari. Dengan cara seperti ini berarti dia telah memperhatikan Al-Qur’an
dan tidak meninggalkannya, karena sesungguhnya Allah mencela orang-orang
yang meninggalkannya di dalam firmanNya.
“Artinya
: Dan Rasul berkata, “Wahai Tuhanku sesungguhnya kaumku telah
menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang diacuhkan” [Al-Furqan :
30]
Artinya mereka berpaling dari Al-Qur’an.
Meninggalkannya
adalah berpaling darinya, tidak membacanya sesuai dengan yang semestinya
dan lain-lain, ini berhubungan dengan orang awam.
Begitu juga kami
wasiatkan kepada orang muslim yang baik terhadap dirinya sendiri dan yang
cinta kepada sesama, agar mendidik anak-anaknya untuk menghafal Kitab
Allah semenjak usia dini, menjadikan mereka cinta terhadap Kitab Allah dan
mengajarkannya sejak kecil sehingga mereka tumbuh terdidik di atas
pemahaman Kitab Allah.
Sesungguhnya Jam’iyah Khairiyah banyak
tersebar di negeri ini (Saudi Arabia), di setiap daerah
ada sekolah untuk pengajaran Al-Qur’an. Anak-anak –biasanya- mempunyai
waktu senggang di sore hari setelah ba’da Ashar, mereka tidak mempunyai
kesibukan, oleh sebab itu si ayah seharusnya membawa anak-anaknya dan
menggabungkan mereka pada sekolah-sekolah ini serta mendorong dan memberi
semangat mereka untuk hal itu meskipun dengan diiming-imingi hadiah untuk
hadir di sana dan menghafalnya.
Dengan hal seperti itu berarti
Allah Ta’ala memberi manfaat terhadap mereka dan mereka memberi manfaat
terhadap orang tuanya. Pembicaraan tentang manfaat ini sudah dikenal oleh
semua (orang), bukan di sini tempat bagi penjelasannya.
[Disalin
dari buku 70 Fatwa Fii Ihtiraamil Qur’an, edisi Indonesia 70 Fatwa Tentang
Al-Qur’an, Penyusun Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, hal. 22-24 Darul
Haq] |